JAKARTA, CNN Indonesia —
Saat pemungutan suara pemakzulan terhadap Presiden Yoon Seok-yeol berlangsung di Majelis Nasional, ribuan orang turun ke jalan.
Laporan The Guardian pada Sabtu (14/12) memperlihatkan foto ribuan warga memenuhi jalan, memegang spanduk yang didominasi warna merah dan melakukan demonstrasi.
Kemarahan warganet bermula dari kebijakan darurat militer yang diambil Jaksa Agung Yoon dengan alasan partai oposisi yakni Partai Demokrat berusaha melemahkan pemerintahannya.
Perwakilan Yoon berasal dari partai yang berkuasa, Partai Kekuatan Rakyat.
Pemungutan suara pemakzulan berlangsung pekan lalu. Namun hasilnya tidak mencapai kuorum untuk melanjutkan pemungutan suara.
Hari ini, seminggu kemudian, pemungutan suara kembali dilakukan.
Saat ini, pemungutan suara pemakzulan terhadap Presiden Yoon Seok-yeol dari Republik Korea sedang berlangsung pada hari Sabtu, 14.12. Pemungutan suara pemakzulan diadakan di Majelis Nasional Republik Korea.
Untuk meloloskan RUU pemakzulan kedua terhadap Presiden Yoon hari ini (tanggal 14), diperlukan lebih dari dua pertiga suara. Artinya, dukungan setidaknya delapan anggota parlemen dari partai berkuasa di Korea, Partai Kekuatan Rakyat (PPP), sangat dibutuhkan.
Partai Rakyat menolak mosi untuk memakzulkan Presiden Yoon Seok-yeol dengan alasan darurat militer.
Menurut Yonhap News, PPP memutuskan untuk menentang pemakzulan Presiden Yoon. Namun, Partai Rakyat tidak memboikot pemungutan suara Majelis Nasional mengenai RUU pemakzulan. PPP merupakan partai politik yang membawahi Presiden Yoon.
(ldy/dmi)