Jakarta, CNN Indonesia —
Imigran asal Arab Saudi, Taleb Al Abdulmohsen, menjadi pemberitaan atas kejahatan memasuki pasar Natal di Magdeburg, Jerman pekan lalu.
Al Abdulmohsen dikabarkan mengalami kecelakaan mobilnya di sebuah pasar Natal di Jerman dan mengakibatkan satu orang serta puluhan warga lainnya mengalami luka-luka.
Terdakwa juga mengaku telah meninggalkan agama Islam sebelumnya.
Hal ini juga menjadi keprihatinan partai sayap kanan Jerman, Alternative for Germany (AfD), yang sering digambarkan anti-Islam. Abdulmohsen bahkan menuduh pemerintahan Perdana Menteri Jerman Olaf Scholz melakukan Islamisasi negaranya.
“Layanan darurat kini mengonfirmasi angka-angka berikut: satu orang tewas, 15 orang luka berat, 37 orang luka ringan, dan 16 orang luka ringan,” kata pejabat kota dalam sebuah unggahan di Facebook, AFP melaporkan.
Televisi NTV menayangkan beberapa ambulans dan pemadam kebakaran di lokasi kejadian yang kacau balau. Korban luka langsung dibawa ke rumah sakit dalam kondisi tergeletak di profil Taleb Al Abdulmosan
Taleb Al Abdulmohsen adalah seorang imigran dari Arab Saudi dan berusia 50 tahun. Dia bekerja sebagai psikiater di Bernburg, sebuah kota 40 kilometer selatan Magdeburg.
Al Abdulmohsen telah bekerja sebagai psikiater di Bernburg sejak Maret 2020, namun tidak bekerja sejak Oktober 2024 karena liburan dan sakit.
Al Abdulmohsen dikabarkan berimigrasi ke Jerman dari Arab Saudi pada tahun 2006. Setelah menetap di Jerman, ia mulai berbagi nasihat online tentang cara melarikan diri dari rezim yang menindas di Arab Saudi dan negara-negara Teluk lainnya melalui platform wearesaudis.net miliknya.
Pada awalnya, Al Abdulmohsen menunjukkan rasa hormat kepada Jerman. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, ia semakin kecewa terhadap negaranya karena kebijakan imigrasinya. Pasalnya pada tahun 2015, Jerman menerima lebih dari satu juta pengungsi dari Timur Tengah, namun kemudian memperketat kontrol perbatasan.
Awal tahun ini, dia melontarkan ancaman gelap terhadap Jerman dan rakyatnya secara online. Pada bulan Mei, di akun X-nya, yang memiliki 50.000 pengikut, dia berkata: “Terorisme Jerman akan diadili. Kemungkinan besar saya akan mati demi keadilan tahun ini.”
Dia membuat pernyataan seperti itu pada bulan Agustus.
Al Abdulmohsen menjelaskan: “Saya jamin, jika Jerman ingin berperang, kami akan berperang. Jika Jerman ingin membunuh kami, kami akan membunuh mereka, mati atau masuk penjara dengan bangga.”
Dia juga tampaknya menentang Atheist Refugee Relief, sebuah LSM Jerman yang mendukung pengungsi perempuan Saudi sementara mereka menunggu kasus suaka mereka diproses.
Sementara itu, Arab Saudi telah memperingatkan pihak berwenang Jerman tentang Al Abdulmohsen sejak tahun 2007, menyebutnya sebagai buronan dan meminta ekstradisinya. Namun permintaan tersebut ditolaknya karena menyatakan kekhawatirannya akan keselamatan dirinya jika kembali ke Arab Saudi.
Pihak berwenang Arab Saudi memberikan 4 peringatan resmi kepada intelijen Jerman dan Kementerian Luar Negeri Jerman tentang pandangan ekstremis Al Abdulmohsen. Namun, semua peringatan tersebut diabaikan. (gas/mundur)