Jakarta, CNN Indonesia —
Sebanyak 14 orang dilaporkan tewas akibat gempa kuat yang mengguncang Vanuatu di Pasifik, Selasa (17/4).
Korban meninggal sebagian besar karena tertimpa puing-puing bangunan yang roboh dan tertimbun tanah longsor.
Gempa yang berpusat sekitar 31 kilometer dari ibu kota Port Vila, mengguncang Vanuatu sekitar pukul 12.47 malam.
Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) mengeluarkan peringatan tentang ancaman gelombang tsunami akibat gempa besar ini, namun segera dicabut.
Gempa bumi yang kuat menyebabkan kerusakan dan meruntuhkan banyak bangunan di Vanuatu. Gedung Kedutaan Besar AS juga rusak akibat gempa besar ini.
Tim penyelamat dan warga yang selamat bergegas membantu pencarian korban yang terjebak di reruntuhan bangunan.
Menurut warga yang diwawancarai oleh AFP, orang-orang terdengar berteriak di bawah reruntuhan toko tiga lantai di ibu kota.
“Kami berhasil menyelamatkan tiga orang dari reruntuhan. Namun sayangnya satu orang tidak selamat,” kata warga Michael Thompson kepada AFP melalui telepon satelit.
Korban tewas termasuk empat orang di rumah sakit di Port Vila, enam orang akibat tanah longsor, dan empat lainnya di sebuah toko yang runtuh, menurut informasi terkini dari kantor manajemen bencana Vanuatu yang diperoleh AFP.
Kedutaan Besar Tiongkok di Port Vila mengonfirmasi bahwa dua orang yang tewas adalah warga negara Tiongkok.
Gempa tersebut meratakan bangunan-bangunan besar, memecahkan dinding, memecahkan jendela dan menyebabkan tanah longsor di pulau tersebut, menewaskan 320.000 orang. Vanuatu juga terletak di Cincin Api Pasifik yang rawan gempa.
Australia dan Selandia Baru mengatakan mereka akan mengirimkan tim medis dan tim pencarian dan penyelamatan pada hari Rabu untuk memberikan bantuan segera. (rds)