Jakarta, CNN Indonesia —
Mantan pejabat khusus Menteri Keuangan Justine Plastow membahas penurunan tarif pajak (PPN) Vietnam dari 10 persen menjadi 8 persen.
Topik tersebut dibahas melalui tweet di
Ia mengatakan, pemerintah Vietnam telah resmi memperpanjang penurunan tarif PPN atas jenis barang dan jasa tertentu dari 10% menjadi 8% hingga 30 Juni 2025.
Penurunan tarif akan berlaku pada sektor penerbangan, transportasi, pariwisata, akomodasi, pendidikan dan pelatihan, pertanian, manufaktur dan pengolahan, serta sektor perumahan sosial.
Dibandingkan dengan Vietnam, Indonesia lebih maju dibandingkan Vietnam dalam beberapa bidang dalam hal ukuran sistem pajak pertambahan nilai, kata Plastow. Jika Vietnam tarif PPN-nya 8 persen, maka Indonesia malah mengenakan 0 persen, artinya bebas PPN di sektor tertentu.
“Bahkan di bidang pertanian (di Indonesia) masih banyak masyarakat yang dikenakan sistem PPN yang tidak dipungut atau dibebaskan, termasuk sektor pendidikan atau pengolahan) yang bermasalah besar. Sebuah fasilitas akan melipatgandakan dampaknya,” cuit Plastow pada hari Rabu.
Pemerintah akan menaikkan PPN dari 11 persen menjadi 12 persen pada tahun depan. Peningkatan ini dilakukan dalam rangka penerapan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP).
Dalam aturan tersebut, Kabinet dan DPR memutuskan kenaikan PPN menjadi 11 persen mulai tahun 2022 dan menjadi 12 persen mulai tahun 2025. Baru-baru ini, Presiden Prabowo dan Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan kenaikan PPN menjadi 12 persen hanya berlaku untuk orang-orang berikut: Barang Mewah.
Sementara itu, pemerintah Vietnam telah menurunkan tarif PPN dari 10% menjadi 8% hingga Juni 2025. Kebijakan diskon PPN ini berlaku mulai tahun 2022.
Perluasan kebijakan keringanan PPN diharapkan dapat mendongkrak daya beli dan mendongkrak aktivitas dunia usaha. Pemerintah Vietnam ingin harga barang dan jasa turun untuk menumbuhkan perekonomian.
Kementerian Keuangan Vietnam memperkirakan pengurangan PPN sebesar 2% akan mengurangi pendapatan nasional sekitar $1,02 miliar atau sekitar Rp 16.290 miliar pada paruh pertama tahun 2025 (dengan asumsi nilai tukar Rp 15.970).
Namun, pemerintah Vietnam optimis bahwa pengurangan PPN akan meningkatkan produksi dan bisnis serta menghasilkan pendapatan bagi anggaran nasional.
(Dell/PTA)