Jakarta, CNN Indonesia —
Sebuah Yemenia Airways Airbus 320 dengan ratusan penumpang hendak mendarat di landasan ketika pesawat tempur Israel menembaki Bandara Internasional Sana’a Yaman.
Ketua Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Julien Harneis mengatakan dua serangan udara Israel menghancurkan menara pengatur lalu lintas udara penerbangan Yemenia Airways pada Jumat (26/12).
“Untungnya, pesawat mendarat dengan selamat dan penumpang dapat berangkat, namun situasinya bisa lebih buruk,” kata Harneys, menurut Al Jazeera.
Harneis berada di ruang tunggu bandara bersama Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada saat serangan terjadi.
Pada saat yang sama, seorang anggota Layanan Udara Kemanusiaan PBB, yang menerbangkan delegasi PBB yang terdiri dari sekitar 20 orang dari Sana’a, terluka. Ia menderita luka parah akibat patah kaki dan kehilangan banyak darah.
Menurut Harneys, anggota PBB yang terluka berangkat ke Yordania bersama Tedros dan staf PBB pada Jumat malam lalu untuk perawatan.
Pada Sabtu pekan lalu, Houthi pertama kali meluncurkan rudal dan drone militer ke Israel, hingga mencapai ibu kota Tel Aviv. 16 orang terluka dalam kejadian ini.
Serangan Houthi menuai kemarahan dan ultimatum dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Ia segera memerintahkan tentara Israel untuk menyerang dan menghancurkan upaya kelompok pemberontak tersebut.
“Saya telah menginstruksikan pasukan kami untuk menghancurkan Houthi karena siapa pun yang mencoba menyakiti kami akan diserang dengan kekuatan penuh,” kata Netanyahu kepada parlemen.
Sejak pendudukan Israel di Jalur Gaza Palestina pada Oktober lalu, kelompok Houthi telah menembakkan sejumlah roket dan drone ke Israel. Kelompok Houthi mengatakan serangan mereka terhadap Israel mirip dengan serangan terhadap Palestina. (Februari/rds)