Jakarta, CNN Indonesia —
Pencipta dan multipemain asli Miracle in Cell No. 7 mengaku kaget setelah melihat dan menyaksikan kisah Keajaiban ke-2 di Sel No. 7 yang direkam dalam versi bahasa Indonesia.
2. Keajaiban di sel No. 7 adalah satu-satunya sekuel dari Miracle in Cell No. waralaba. 7 dunia setelah cerita ciptaan Lee Hwan-kyung diadaptasi ke berbagai negara.
“Sebenarnya cerita keduanya tidak bisa kita buat di Korea. Namun setelah menonton episode keduanya, saya terkejut dan berpikir wah, ternyata cerita keduanya bisa lahir dengan cara yang baru,” kata Lee. wawancara. pernyataan yang diperoleh CNIndonesia.com.
“Karena keterkejutan itu, aku sangat menikmati film ini. 2nd Miracle in Cell #7 adalah film ajaib yang akan membuatmu tertawa dan menangis. Pastikan untuk menontonnya bersama orang tua dan keluargamu,” lanjutnya.
Pemeran utama Miracle in Cell No 7 Ryu Seong-ryong dan Kal So-won juga pernah datang menonton film ini di Jakarta sebelumnya. Hal serupa juga diungkapkan oleh keduanya yang memerankan Yong-goo sang ayah dan Ya-seung sang putra di film pertama.
“Itu sangat menyentuh dan mengasyikkan daripada yang saya kira sehingga saya bertanya-tanya mengapa kami tidak memikirkan hal seperti itu pada saat itu,” kata Ryu Seong-ryong.
“2nd Miracle in Cell #7 filmnya seru banget. Bahkan fans Indonesia yang nonton film pertamanya pasti kaget kalau nonton film keduanya,” lanjutnya.
“Saat saya menonton filmnya, saya sangat menikmati film 2nd Miracle In Cell No. 7. Saya tertawa lalu menangis, saya benar-benar tenggelam dalam film tersebut. Jadi saya sangat menikmati film tersebut,” kata Kal So-won.
“Film ini sepertinya akan sangat seru untuk ditonton bersama keluarga atau teman. Jadi mohon dukungannya semuanya,” lanjutnya.
[Gambas: Instagram]
Keajaiban di sel no. 7 (2022) adalah film adaptasi dari film kultus berjudul sama karya Lee Hwan-kyung (2013). Adaptasi bahasa Indonesia versi pertama, skenarionya ditulis oleh Alim Sudio dan diperankan oleh Hanung Bramantyo.
Namun di saga kedua ini, Herwin Novianto yang sebelumnya menggarap Kang Mak (2024), Kembang Api (2023), dan Sejuta Cinta Untuknya (2020) mengambil alih sebagai sutradara.
Kisah ini terjadi hampir dua tahun setelah kepergian Mr. Dod (Vino G. Bastian). Pak Dodo dibunuh setelah dijatuhi hukuman mati karena dipaksa mengakui kesalahan yang tidak diperbuatnya.
Sebagai seorang yatim piatu, Kartika akhirnya diadopsi oleh wali Hendro Sanusi (Denny Sumargo). Ia masih diselundupkan keluar penjara untuk bergabung dengan tahanan lain di sel nomor 7.
Namun masalah muncul ketika Kepala Dinas Sosial tidak mengizinkan Kartika mengambil Hendro. Di sisi lain, Kartika juga belum begitu mengetahui kalau ayahnya telah tiada.
(Pesta/Akhir)