Jakarta, CNN Indonesia —
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman berhadapan dengan 27 mafia yang terlibat dalam produksi pupuk yang merugikan petani Rp 3,23 triliun.
Sebanyak 4 perusahaan produsen pupuk NPK tergolong palsu, dan 23 perusahaan memproduksi pupuk di bawah standar kandungan pupuk yang ditetapkan Kementerian Pertanian, kata Amran dalam keterangan resmi, Selasa (26 November).
Amran menegaskan, petanilah yang paling terkena dampak dari kasus mafia pupuk ini yang diperkirakan menimbulkan kerugian hingga Rp3,23 triliun. Sementara, kemungkinan kerugian pemerintah mencapai Rp316 miliar.
Ia menegaskan, Kementerian Pertanian segera memasukkan empat perusahaan yang terbukti menjual pupuk palsu ke dalam daftar hitam. Pupuk merupakan bagian penting dalam produksi pertanian, kata Amran.
Kementerian Pertanian menegaskan kasus tersebut akan diusut tuntas. Amran mengatakan pihaknya akan menyerahkan kasus mafia pupuk tersebut kepada pihak berwajib.
“Petani penerima pupuk terkena dampaknya, makanya kami bertindak tegas. Semua dokumen diproses sesuai hukum,” tegasnya.
“Sesuai instruksi Presiden Prabowo, kita tidak akan memberikan tempat kepada siapapun yang merugikan petani. Kita harus menghentikan mafia pupuk dan korupsi demi keberlanjutan sektor pertanian yang lebih baik,” lanjut Amran.
Akibat kasus ini, Amran langsung memberhentikan 11 pegawai Kementerian Pertanian yang terlibat. Pejabat eselon II diberhentikan sementara; Termasuk sejumlah pejabat dan personel Eselon III.
Kementerian Pertanian menegaskan, pembersihan ini merupakan bukti komitmen melindungi kepentingan petani. Anak buah Prabowo juga menekankan pentingnya pengelolaan pangan yang bersih dan transparan.
Amran memastikan ke depannya pengawasan akan lebih ketat. Kami berharap praktik serupa dapat dicegah dan tidak terulang kembali.
(Minggu/Agustus)