Jakarta, CNN Indonesia —
Pada Minggu pagi (29/12), sebuah pesawat Jeju Air jatuh di Bandara Internasional Mueang Korea Selatan. Ini merupakan kecelakaan fatal pertama sejak didirikan pada tahun 2005.
Menurut Agence France-Presse, salah satu maskapai penerbangan bertarif rendah terbesar di Korea Selatan ini belum pernah mengalami insiden fatal sebelumnya.
Insiden Jeju Air sebelumnya terjadi pada tahun 2011. Pada tahun 2007, pesawat tergelincir dari landasan pacu Bandara Internasional Gimhae karena angin. Saat itu, pesawat Bombardier Q400 yang membawa 74 penumpang tergelincir dan puluhan orang luka-luka.
Di sisi lain, banyak pakar yang menilai industri penerbangan Korea Selatan memiliki rekam jejak yang kuat dalam hal keselamatan.
Misalnya, tahun lalu ada kejadian di mana seorang penumpang membuka pintu darurat saat hendak mendarat di penerbangan Asiana Airlines. Saat itu, banyak penumpang yang dilarikan ke rumah sakit, namun pesawat mampu mendarat dengan selamat.
Di sisi lain, jumlah korban tewas dalam kecelakaan pesawat Jeju Air mencapai 47 orang. Jumlah tersebut bertambah setelah laporan awal sebanyak 29 orang tewas dan tiga orang selamat.
Mereka terdiri dari 175 penumpang dan 6 awak kapal, atau total 181 orang di dalamnya.
Kecelakaan itu dikonfirmasi setelah personel darurat menerima panggilan di Bandara Internasional Muan di Provinsi Jeolla Selatan sekitar pukul 21.00.
Evakuasi dan penyelidikan lebih lanjut juga telah dilakukan sejak kejadian tersebut. Penjabat presiden Korea Selatan, Choi Sang-mok, memerintahkan upaya sekuat tenaga untuk menyelamatkan penumpang pesawat. (frl/pta)