Jakarta, CNN Indonesia —
Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam perbincangan dengan Majalah Time usai dinobatkan sebagai ‘Person of the Year’ mengaku ingin perang di Gaza segera berakhir.
Trump juga berbicara tentang perang di Israel dan Ukraina, serta harapannya terhadap sandera. Selain itu, Trump juga membahas kemungkinan perang dengan Iran.
Dalam wawancara dengan Majalah Time, Trump juga ditanya apakah dia yakin Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ingin perang di Gaza diakhiri.
“Dia (Netanyahu) tahu saya ingin (perang) ini berakhir,” kata Trump. Ketika ditanya apakah dia memercayai Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Trump terdiam sebelum berkata, “Saya tidak memercayai siapa pun.”
Pria berusia 78 tahun ini pun menjawab soal kemungkinan perang dengan Iran. “Apa pun bisa terjadi,” kata politisi Amerika dari Partai Republik itu.
Majalah Time mencatat bahwa Trump sebelumnya pernah membual tentang menghindari perang selama masa jabatan pertamanya sebagai presiden AS, namun mengakui bahwa konflik semacam itu mungkin diperlukan pada masa jabatan berikutnya, yang akan dimulai pada Januari 2025.
Berbicara tentang perang antara Rusia dan Ukraina, Trump mengatakan dia ingin membuat kesepakatan. “Satu-satunya cara untuk mencapai kesepakatan adalah dengan tidak meninggalkan (Ukraina). Apa yang terjadi sungguh gila,” ujarnya.
Dia mengkritik Kiev karena menggunakan rudal AS untuk menyerang wilayah Rusia bulan lalu, namun menarik kembali janji kampanye sebelumnya untuk menjadi perantara kesepakatan damai dalam waktu 24 jam. Saya pikir Timur Tengah akan terselesaikan. Saya pikir ini lebih rumit dibandingkan Rusia-Ukraina, tapi saya pikir lebih mudah untuk menyelesaikannya, kata Trump.
Laporan hari Rabu merinci pemahaman yang dicapai Menteri Urusan Strategis Ron Dermer dengan tim Trump, untuk memastikan bahwa kepentingan Israel di Gaza terlindungi setelah situasi penyanderaan, serupa dengan pengaturan dengan Lebanon. Hal ini berbeda dengan keinginan Trump untuk “mengakhiri” perang, seperti yang dia katakan dalam wawancara.
Mereka yang terlibat dalam perundingan dengan Hamas menggambarkan proses tersebut sebagai proses yang serius dan optimis, meskipun tidak ada penyelesaian yang diharapkan dalam waktu dekat. Dibutuhkan dua hingga tiga minggu untuk mengambil keputusan. (istri/pasangan)