Jakarta, CNN Indonesia —
Karir sebagai pilot memiliki banyak keuntungan. Misalnya saja kesempatan menjelajah dunia dan tentunya gaji yang menarik. Namun, ada satu aturan yang cukup unik bagi pilot, yaitu larangan berjanggut.
Meski tidak semua maskapai penerbangan atau negara menerapkan larangan ini, namun kebijakan ini cukup umum terjadi di beberapa maskapai besar. Alasan utamanya? Tentu saja hal ini berkaitan dengan keamanan.
Badan Penerbangan Federal AS (FAA) tidak secara resmi menerapkan aturan ini, namun mereka menyadari bahwa rambut di wajah atau janggut dapat memengaruhi keselamatan.
“Kami tidak memiliki aturan seperti aturan bercukur bersih, namun banyak maskapai penerbangan memiliki kebijakan untuk memastikan masker oksigen terpasang dengan sempurna,” kata juru bicara FAA, menurut New York Post.
Masker oksigen dirancang untuk memberikan perlindungan maksimal pada situasi darurat. Kehadiran janggut dapat mengganggu penyegelan masker sehingga mengurangi aliran oksigen, yang sangat penting bagi awak penerbangan di ketinggian.
Oleh karena itu, maskapai besar seperti Delta Airlines dan American Airlines menerapkan larangan ini. Pasalnya, dulu pilot dilarang berjanggut demi menjaga keselamatan.
Delta Airlines sendiri menyatakan bahwa kebijakan tersebut menjelaskan bahwa masker oksigen harus memiliki segel yang baik. Keamanan segel ini tidak terjamin jika pilotnya berjanggut.
Sementara itu, American Airlines, yang telah menerapkan kebijakan serupa, tidak mengizinkan pilot berjanggut saat bertugas aktif. “Ini sepenuhnya terkait dengan keselamatan, yang merupakan prioritas utama industri penerbangan,” kata juru bicara maskapai penerbangan.
Faktanya, kekhawatiran mengenai janggut sudah ada sejak lama. Sebuah penelitian yang diterbitkan di FAA pada tahun 1987, Influence of Beards on Oxygen Mask Efficiency, mengungkapkan bahwa janggut dapat membuat masker oksigen menjadi tidak efektif.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat kebocoran oksigen antara 16 dan 67 persen pada orang yang berjanggut. Kebocoran ini cukup penting untuk mengurangi aliran oksigen ke paru-paru, yang sangat penting untuk mencegah hipoksia atau kekurangan oksigen pada saat darurat udara. Bagaimana dengan penumpang berjanggut?
Meski aturan ini diberlakukan secara ketat bagi pilot, namun penumpang berjanggut tetap diperbolehkan. Pasalnya, penumpang diharapkan tidak melakukan aktivitas berat yang meningkatkan kebutuhan oksigen seperti pramugari.
Melarang jenggot bagi pilot mungkin tampak sepele bagi sebagian orang, namun aturan ini memiliki dasar ilmiah yang kuat. Dalam industri penerbangan, di mana setiap detik dan keputusan penting, keselamatan adalah prioritas utama.
Bagi seorang pilot yang bermimpi memiliki janggut yang lebat, mungkin hal tersebut merupakan sebuah pengorbanan yang harus dilakukan untuk menjalankan tugasnya dengan aman dan profesional. (tst/wiw)