Jakarta, CNN Indonesia —
Saat pesawat Jeju Air jatuh di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, Minggu (30/12), hanya dua orang yang selamat dan 179 penumpang lainnya meninggal.
Dua orang yang selamat dalam kecelakaan tersebut adalah awak mobil, seorang pramugari, dan seorang asisten. Bagaimanapun, kecelakaan pesawat itu sangat parah.
Armada Jeju Air adalah Boeing 737-800. Pesawat yang lepas landas dari Bangkok, Thailand, diyakini mengalami masalah pada burung tersebut.
Pesawat mendarat tengkurap dan menabrak dinding, lalu meledak. Ada 175 penumpang dan 6 awak di pesawat tersebut.
Seperti dilansir CNN, dua awak pesawat Jeju Air selamat dari kecelakaan di bagian ekor pesawat saat kecelakaan terjadi.
Bagian ekor pesawat merupakan bagian yang paling terlihat, sedangkan bagian pesawat lainnya hancur terbakar.
Awak kapal laki-laki yang merupakan salah satu korban selamat dilaporkan masih sadarkan diri dan mampu berbicara meski mengalami patah tulang di beberapa bagian tubuhnya.
Direktur Rumah Sakit Ewha Seoul, tempat pria berusia 33 tahun itu dirawat, mengatakan pramugari mengakui bahwa ketika dia bangun, dia tahu dia masih hidup.
Jeju Air adalah maskapai penerbangan paling populer di Korea Selatan. Jeju Air dan Asia memiliki beberapa maskapai penerbangan.
Kecelakaan pesawat tersebut merupakan kecelakaan penerbangan paling mematikan yang pernah terjadi di Korea Selatan, dan kecelakaan paling mematikan ketiga dalam jumlah kematian yang dialami Ginseng State Airlines.
Sebelumnya, pada tahun 1983, sebuah jet tempur Soviet menembak jatuh pesawat Korean Air setelah pesawat tersebut memasuki wilayah udara Rusia sehingga menewaskan 269 penumpang, namun tidak terjadi di Korea Selatan. (wah/wah)