Jakarta, CNN Indonesia —
Penentangan masyarakat terhadap kenaikan PPN menjadi 12 persen semakin kuat.
Sebanyak 197.753 orang telah menandatangani petisi penolakan kenaikan PPN menjadi 12 persen. Nomor tersebut diberikan pada Sabtu (28/12) pukul 13.00 WIB.
Penggagas petisi, Bareng Warga, menyatakan kenaikan PPN akan menambah permasalahan masyarakat. Sebab kebijakan tersebut diterapkan di tengah buruknya kondisi perekonomian masyarakat.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), angka pengangguran masih berkisar 4,91 juta orang. Mayoritas (57,94 persen) dari 144,64 juta penduduk bekerja bekerja di sektor informal. Mencapai 83,83 juta orang.
Penggagas petisi mengatakan, masih terdapat kendala pada pendapatan atau upah masyarakat. Data BPS bulan Agustus menunjukkan bahwa mulai tahun 2020, rata-rata upah pekerja berada di bawah rata-rata upah minimum provinsi (UMP).
Tren tersebut mencapai puncaknya pada tahun 2022, namun kembali menurun pada tahun 2023. Tahun ini selisihnya hanya Rp 154.000.
“Kenaikan PPN akan berdampak besar pada daya beli sehingga menyebabkan harga barang naik. Kita tentu ingat daya beli masyarakat terus menurun sejak Mei 2024 dan seterusnya. “Kalau PPN terus dipaksakan, daya beli bukannya turun tapi terjun bebas,” kata penggagasnya.
Salah satu penandatangan petisi meminta pemerintah untuk memulihkan sebanyak mungkin harta benda dari hasil tindak pidana korupsi. Dia meminta agar Undang-Undang Perampasan Aset (RUU) segera diundangkan, bukannya menaikkan PPN.
“Buatlah undang-undang untuk menyita harta milik orang-orang koruptor,” ujarnya.
Pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka memastikan kenaikan tarif PPN menjadi 12 persen akan berlaku mulai 1 Januari 2025.
Kenaikan PPN sebesar 12 persen ini merupakan dampak dari disahkannya Undang-Undang Nomor 7 tentang Harmonisasi Undang-Undang Perpajakan (HPP) Tahun 2021 yang disahkan pada masa pemerintahan ayah Gibrant, Joko Widodo.
Kebijakan ini menarik perhatian banyak pihak. Selain petisi, beberapa elemen masyarakat, termasuk mahasiswa dan pekerja, turun ke jalan untuk berdemonstrasi.
(ryn/agt)