Jakarta, CNN Indonesia —
Qatar memutuskan untuk membuka kembali kedutaan besarnya di Damaskus, Suriah pada Sabtu (21/12). Sebelumnya, Kedutaan Besar Qatar di Suriah ditutup selama 13 tahun.
Pembukaan kedutaan Qatar menyusul jatuhnya Presiden Bashar al-Assad pada awal Desember. Dikutip AFP, Minggu (22/12), Qatar berupaya mendekatkan diri dengan pemerintahan baru Suriah.
Menurut laporan AFP, bendera Qatar terlihat berkibar di kedutaan. Setelah Turki, Qatar menjadi negara kedua yang membuka kembali kedutaan besarnya di Suriah.
Beberapa hari sebelum pembukaan kembali kedutaan, pemerintah Qatar telah mengirimkan delegasi diplomatik ke Damaskus.
Para perwakilan bertemu dengan pemerintah sementara. Seorang diplomat Qatar mengatakan kepada AFP bahwa misi tersebut menyatakan “komitmen penuh Doha untuk mendukung rakyat Suriah.”
Selain itu, negara-negara UE juga mengumumkan pembukaan kembali misi diplomatik mereka dengan Suriah. Sejak jatuhnya rezim Assad, Inggris, Prancis, dan Amerika Serikat (AS) telah mengirimkan delegasi dari negaranya masing-masing ke Damaskus.
Bahkan, bendera Prancis terlihat berkibar di atas Kedutaan Besar Paris di Damaskus pada Selasa (17/12). Namun, Prancis menegaskan misi diplomatiknya tidak akan dibuka jika standar keamanan tidak dipenuhi.
Selain itu, Amerika Serikat pada Jumat (19/12) membatalkan hadiah $10 juta bagi siapa saja yang bisa menangkap Ahmed al-Sharia, pemimpin baru Suriah.
Syariah mengepalai kelompok pemberontak Islam Hayat Tahrir al-Sham (HTS), yang menggulingkan rezim Assad. HTS mempunyai hubungan dengan al-Qaeda, namun berusaha tampil lebih moderat.
(barang/tsa)