Jakarta, CNN Indonesia —
Calon Komite Inspeksi (Cadewas) KPK, Mirwazi menegaskan adanya konspirasi dan nepotisme pegawai KPK untuk kepentingan pribadi dan kekayaan.
Menurut Mirwazi, keadaan tersebut terjadi akibat perekrutan pegawai yang terlalu lama. Pernyataan tersebut disampaikan Mirwazi dalam lanjutan penyelarasan dan uji kepatutan Komite III DPR, Rabu (20/11).
“Rekrutmen personel KPK terlalu lama, terlalu lama di satu tempat sehingga bersekongkol dengan nepotisme yang ada di dalamnya hingga membentuk komplotan yang bisa memeras para narapidana tersebut demi keuntungan mereka,” kata Mirwazi.
Menurut Pak Mirwazi, persoalan itu akan menjadi prioritasnya jika terpilih menjadi Ketua Dewas KPK periode 2024-2029.
Ia mengaku akan membuat peraturan bersama pimpinan KPK agar pegawai tidak terlalu lama berada di satu tempat atau di bagian tertentu.
Oleh karena itu, jika kami terpilih menjadi lembaga pemeriksa KPK, kami akan mengontrol aturan rekrutmen pegawai KPK agar pegawai KPK tidak bosan di satu tempat dan melakukan pelanggaran hukum yang tidak perlu, ujarnya.
Mirwazi merupakan satu dari 10 calon pimpinan Dewas yang lolos uji kelayakan dan kepatutan di DPR. Ia memiliki latar belakang kepolisian dan pernah menjadi Kepala Divisi Anti Narkoba Badan Narkotika Nasional (BNN) Aceh.
Mirwazi memiliki sejarah panjang dalam memberantas kasus narkoba. Salah satu kasus yang diusutnya adalah pencucian uang hasil penjualan narkoba dan penemuan perkebunan ganja seluas 1,5 hektare di Aceh.
DPR akan memilih dan menetapkan 10 nama yang masing-masing Pimpinan Dewas dan KPK periode berikutnya hingga 2029 Kamis (21/11). (thr/tidak)