Yogyakarta, CNN Indonesia —
Mahasiswa Angkatan Kesehatan Indonesia (NARE) yang lulus dari kamp tersebut berpeluang besar mendapatkan pekerjaan di Jepang dan Jerman, kata Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia Christina Aryanyi (P2MI).
Christina menjelaskan, populasi kedua negara mulai menua. Selain itu, mayoritas juga belum menikah dan mempunyai anak, sehingga jumlahnya tidak terlalu banyak. Tapi, kata dia, hal ini justru menjadi peluang bagi para tenaga kesehatan di Indonesia.
Selain itu, menurut Cristina, telah terjalin kerja sama antarnegara untuk penempatan pekerja migran Indonesia (PMI) di Indonesia.
Christina mengatakan Jerman saat ini membutuhkan 500.000 petugas kesehatan pada tahun 2030, dan penyedia tenaga kerja di negara-negara Eropa Tengah juga bersedia membayar upah yang lebih tinggi untuk profesi tersebut.
Gaji Christina Rp 38 juta hingga Rp 47 juta per bulan untuk klinik dan rumah sakit.
“Saya belum melihat kalau sebagai perawat di Indonesia kita bisa dapat (gaji) banyak. Belum. Saya berharap suatu hari nanti, tapi saya kira 30 atau 20 tahun ke depan tidak bisa,” kata Cristina. Senin (9/12) memberikan sosialisasi penempatan dan perlindungan TKI di Steaks Panty Rapih, Slayman, DIY.
Dengan standar biaya hidup di Jerman yang berkisar Rp12 juta, kata Christina, masih banyak yang bisa disisihkan untuk ditabung.
“Kontraknya bisa tiga tahun, ini kita anggap sebagai peluang. Kesempatan untuk menabung, kesempatan untuk mendapatkan pengalaman dan kemudian ketika ikut kesetaraan di Jerman, adik-adik bisa membawa serta keluarganya,” dia. menjelaskan
Selain Jerman, kata Christina, ada juga Jepang yang saat ini membutuhkan tenaga kerja sebagai caregiver atau perawat lansia di berbagai institusi seperti panti jompo.
“Di Jepang saja, dibutuhkan 2,5 juta tenaga kesehatan pada tahun 2025, sehingga peluangnya sangat besar,” kata Christina.
Menurutnya, gaji perawat atau tenaga kesehatan di Desa Sakura bervariasi antara Rp15 juta hingga Rp20 juta. Hal ini dapat menjadi peluang bagi petugas kesehatan atau perawat bersertifikat (Perawat Terdaftar/Pembantu).
Christina menjelaskan, syarat tenaga kesehatan di Jepang adalah berusia maksimal 35 tahun dan perawat senior harus memiliki sertifikat non-keperawatan dengan minimal sertifikat D3 keperawatan atau perawatan.
Persyaratan perawat di Jepang adalah memiliki gelar D3 atau sarjana keperawatan dan memiliki surat tanda registrasi perawat (STR).
Sedangkan untuk Jerman (usia pekerja) antara 18 sampai 40 tahun, jelasnya.
Christina yakin dari segi persyaratan pendidikan, pelajar Indonesia memenuhi kualifikasi. Namun kemampuan berbahasa di kedua negara perlu diasah.
(kum/sfr)