Jakarta, CNN Indonesia —
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengklaim lebih dari 3.000 tentara Korea Utara tewas atau terluka dalam perang di wilayah Kursk Rusia.
Berdasarkan data awal, jumlah tentara Korea Utara yang tewas di Kursk mencapai 3.000 orang, kata Zelensky di saluran Telegram, Senin (23/12), dikutip Radio Free Asia.
Ia juga memperingatkan bahwa Korea Utara dapat mengirimkan lebih banyak personel dan peralatan militer untuk membantu Rusia melawan Ukraina.
“Ada risiko pengiriman pasukan tambahan dan peralatan militer ke tentara Rusia dari Korea Utara,” kata Zelensky.
Zelensky kemudian mengkritik dunia internasional yang tidak tegas dalam menyikapi pengiriman pasukan Korea Utara ke Rusia.
Jumlah tentara Korea Utara yang tewas kali ini berbeda dengan yang diberitakan Korea Selatan. Sebelumnya, Seoul melaporkan sekitar 1.100 tentara Korea Utara tewas atau terluka.
Mereka juga menemukan tanda-tanda bahwa Korea Utara akan mengirimkan pasukan dan senjata tambahan ke Rusia.
Menurut penilaian intelijen Korea Selatan, Korea Utara saat ini sedang mempersiapkan pasokan senjata roket 240 mm dan artileri 170 mm.
“Ada juga beberapa tanda bahwa Korea Utara mulai memproduksi dan mendistribusikan drone bunuh diri, yang pertama kali diperkenalkan saat inspeksi Kim Jong Un pada bulan November,” menurut Kepala Staf Gabungan Korea Selatan.
Kehadiran pasukan Korea Utara di Rusia masih menjadi sorotan. Beberapa komunitas internasional menyatakan keprihatinannya karena tindakan ini dapat mengganggu stabilitas global.
Hubungan Rusia dan Korea Utara menguat setelah Presiden Vladimir Putin melancarkan serangannya ke Ukraina.
Hubungan kedua negara ini semakin erat setelah mereka menandatangani perjanjian pertahanan yang memperbolehkan satu negara mengirimkan pasukan ketika negara lain terancam. (gas/rds)