Jakarta, CNN Indonesia
Harbin benar-benar melakukannya dengan pembuatan film dan musik yang bagus. Namun, penulisan kisah heroik Pejuang Kemerdekaan Korea tidak mencapai keseimbangan teknis, sehingga biografi ini terkesan seperti peristiwa propaganda yang berlebihan.
Saya tidak peduli melihat biografi yang penuh propaganda atau kisah heroik, meskipun berasal dari negara lain.
Namun bagi saya, ada batasnya apa yang harus dicapai sebuah film jika mengusung tema patriotik seperti Harbin, salah satunya adalah pembungkus cerita yang tetap menghibur.
Sayangnya, Habin kurang pandai mengubah kisah pahlawan Pejuang Kemerdekaan Korea menjadi cerita yang menarik. Faktanya, kisah Ahn Jung-geun berpotensi dikemas lebih intens sebagai film intelijen.
Harbin sebenarnya mengungkap serial biografi khas yang menceritakan kisah Ahn Jung-geun (Hyun Bin) yang bepergian bersama pejuang kemerdekaan Korea dalam operasi pembunuhan perdana menteri pertama Jepang, Ito Hirobumi.
Woo Min-ho, sang sutradara dan penulis skenario, tampaknya fokus pada masalah sulit dan macet di balik pembuatan film Ito Hirobumi. Berbagai pilar diwakili oleh negosiasi rahasia antara kawan-kawan dan manuver yang terjadi di sekitar mereka.
Pengunjung juga diajak menyaksikan patriotisme Ahn Jung-Geun (Hyun Bin), termasuk bagaimana ia mendukung kemanusiaan dengan tidak bertingkah seperti Jepang, pemenang Korea saat itu.
Jung-geun digambarkan sebagai orang “suci” di mata orang Korea sebagai seorang martir yang sangat terhormat. Hal ini terlihat dari kalimat-kalimat hingga tindakan-tindakan yang dilontarkan tokoh utama sepanjang cerita.
Woo Min-ho pun menceritakan kisah ini dari awal operasi hingga berbagai kendala hingga Jung-kyun memenuhi janjinya.
Menulis rangkaian cerita seringkali membuat Habin kesulitan mengontrol kecepatannya. Dan saya merasa hanya beberapa adegan atau bagian yang bisa dilupakan dan selebihnya hanyalah jembatan antar daging saja.
Beberapa adegan yang paling menarik antara lain prajurit yang diserang sambil memegang alat peledak, pertunjukan mata-mata di tim operasi Ahn Jung-eun, dan saat film mencapai menit terakhir.
Untungnya, Woo Min-ho mampu meningkatkan efisiensi teknis Harbin. Cerita ini memiliki gambar-gambar yang trendi, terutama mengenai setiap mode pengambilan gambar.
Pemandangan Harbin disajikan dengan indah dan terkesan sangat memperhatikan detail seperti komposisi cahaya hingga klasifikasi warna yang akan dipancarkan.
Kehebatan gambar-gambar ini muncul ketika kita mengetahui bahwa pembuat film Harbin adalah Hong Kyung-pyo. Dia adalah pembuat film Korea kelas satu yang pernah bekerja dengan pembuat film berbakat Bong Joon-ho, Lee Chang-dong, Na Hong-jin dan Hirokazu Kore-eda.
Hong Kyung-po juga berada di balik film-film elit seperti Mother (2009), The Wailing (2016), Burning (2018), Parasite (2019) dan Broker (2022).
Performa teknis Harbin juga menonjol dari sudut pandang suara. Skor uniknya tidak hanya melengkapi setiap aspek, tetapi juga menambah kehidupan pada cerita.
Sekali lagi, saya merasa hasilnya tidak mengejutkan setelah mengetahui bahwa musik untuk Harbin ditulis oleh Yoo Jong-wook, yang dikenal sebagai kolaborator sutradara Park Chan-wook.
Yoo Jong-wook juga merupakan penulis Joint Security Zone (2000), Oldboy (2003), Thirst (2009), The Handmaiden (2016), Decision of Leave (2022) dan banyak film religi lainnya.
Pujian juga harus diberikan kepada Harbin, yang memainkan peran yang solid. Hyun Bin telah mengukir namanya sebagai aktor yang masih berada di puncak industri film Korea.
Penampilan Hyun Bin semakin sempurna, sementara aktor lain bisa menandingi sutradara, terutama Park Jong-min dan Jo Woo-jin yang kerap memerankan karakter Woo Deok-sun dan Kim Sang-hyun.
Selain itu, beberapa bintang papan atas Korea seperti John Yeo-bin, Park Hoon, Yoo Jae-myung dan Lee Dong-wook mendapat perhatian meski jadwal tayang mereka tidak terlalu menonjol.
Pertunjukan dan pertunjukan audiovisual cukup menjual Harbin di pasar Korea Selatan. Unsur plot yang jauh dari kata bagus nampaknya tidak menjadi faktor penentu kepopuleran film ini.
Harbin bagi saya masih banyak mendapat penonton Korea karena ceritanya sangat emosional dan dekat dengan masyarakat negara ini.
Tantangan sebenarnya datang ketika biografinya dipublikasikan secara internasional. Pasalnya, tanpa keintiman sejarah, Harbin membutuhkan lebih dari sekedar teknik sempurna untuk merebut hati penonton.
(Akhir)