Jakarta, CNN Indonesia —
Partai oposisi di parlemen Korea Selatan, Partai Demokrat (DP), sedang mempersiapkan upaya pemakzulan kedua terhadap Presiden saat ini Yoon Suk-yeo sebagai akibat dari drama darurat militer yang terjadi pekan lalu.
DP berencana membawa kembali resolusi pemakzulan kedua yang diajukan Presiden Yoon ke Majelis Nasional Korea Selatan pada hari ini, Kamis (12/12). Sementara pemungutan suara terhadap RUU tersebut akan dilakukan pada Sabtu (14/12).
Juru bicara DP Kang Yoo-jung mengatakan partai Presiden Yoon akan melakukan pemungutan suara pada mosi pemakzulan kedua pada pukul 17.00 waktu setempat pada hari Sabtu, seperti dikutip The Korea Times.
Lantas, apakah Presiden Yoon akan selamat dari upaya pemakzulan kedua yang dilakukan DP kali ini?
Analis politik Korea Selatan Park Sang Byung mengatakan Presiden Yul tidak akan selamat dari upaya pemakzulan kedua, kali ini oleh DP. Sebab, kata dia, jumlah anggota parlemen yang menyetujui upaya tersebut akan bertambah pada pemungutan suara Sabtu mendatang.
Dalam pemungutan suara hari Sabtu ini, partai berkuasa di Korea Selatan dan partai yang mendukung Yoon dalam pemilihan presiden Korea Selatan tahun 2022, PPP, belum dapat memboikot proposal pemakzulan Yoon hingga minggu lalu, tambah Park.
Pasalnya, tingkat kemarahan masyarakat Korea Selatan terhadap Yoon meningkat akibat drama darurat militer yang terjadi pekan lalu.
“Kali ini PPP tidak bisa mengelak untuk ikut serta dalam pemungutan suara pemakzulan karena kemarahan masyarakat yang meluas. Saat ini, (proses) pemungutan suara yang dilakukan secara rahasia akan memperbesar peluang para legislator untuk memilih sesuai hati nuraninya,” ujarnya, Rabu (11/). 12) )
Park memperkirakan PPP akan menyetujui pemakzulan Yoon dalam pemungutan suara ini. Sebab, mereka tahu kalau Presiden Yoon tidak mau mengundurkan diri secara “sukarela”.
Lebih lanjut, Yoon mengaku tidak bersalah atas drama darurat militer yang terjadi di Korea Selatan pekan lalu.
“Lebih jauh lagi, bahkan jika Yoon mengundurkan diri secara sukarela, pihak oposisi kemungkinan besar tidak akan menerima gagasan tersebut. Selain itu, ada risiko apa yang bisa terjadi jika Yoon menolak mengundurkan diri,” kata Park.
“Akhirnya, sejak Yoon mengatakan ia telah mulai menyewa penasihat hukum untuk mempersiapkan pemakzulan, anggota parlemen PPP tidak akan merasa terlalu terbebani untuk memilih mendukung pemakzulan,” katanya.
Oleh karena itu, Park yakin Yoon akan gagal bertahan dari upaya pemakzulan yang dilakukan DP. Dia memperkirakan peluang keberhasilan 100 persen dalam memakzulkan Yoon.
“Dengan mempertimbangkan semua ini, kemungkinan keberhasilan pemakzulan adalah 80 persen. Jika kali ini gagal, maka kemungkinan keberhasilan pemakzulan adalah 100 persen,” Park menekankan pandangan serupa.
Menurut Park, profesor politik Universitas Myeongji, Shin Yul, mengatakan dia berharap Majelis Nasional akan mengeluarkan resolusi untuk memakzulkan Presiden Yoon pada hari Sabtu.
“Fraksi pro-Yoon setuju untuk melakukan pemungutan suara mengenai pemakzulan karena presiden tampaknya menerima gagasan pemakzulan. Dari sudut pandang Presiden Yoon, pemakzulan mungkin merupakan pilihan terbaik,” kata Shin.
“Jika dia mengundurkan diri secara sukarela, dia bisa menghadapi tuduhan pemberontakan dan makar. Dengan membawa kasus ini ke Mahkamah Konstitusi, dia mungkin akan mencoba membenarkan keputusan darurat militer sebagai tindakan pemerintah tingkat tinggi,” lanjut Shin. .
Pekan lalu, Partai Demokrat mengajukan mosi untuk memakzulkan Presiden Yoon. Namun, Partai Kekuatan Rakyat (PPP) yang berkuasa di Korea Selatan menolak usulan tersebut dalam sidang Majelis Nasional.
Hasilnya, Yoon akhirnya lolos dari pemakzulan dan terus menjabat sebagai presiden Korea Selatan hingga saat ini. (Gas/Tangki)