Jakarta, CNN Indonesia —
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan komitmennya untuk mempercepat proses persetujuan pembangunan Stasiun Bahan Bakar Umum Nelayan (SPBUN). Langkah ini demi kemajuan nelayan pesisir di seluruh negeri.
Hal itu disampaikan Bahlil saat meninjau langsung pendistribusian bahan bakar minyak (BBM) masyarakat pesisir di SPBUN 68.76103, Manggar Baru, Balikpapan, Kalimantan Timur.
Peninjauan tersebut memastikan kebutuhan BBM nelayan tetap normal menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.
“Setelah melihat operasional pabrik, hari ini saya mengunjungi SPBU nelayan untuk mengambil bahan bakar menjelang Natal dan Tahun Baru. Saya sangat senang melihat kondisi masyarakat di sini,” kata Bahler. Balikpapan, ditawarkan pada Rabu (25/12).
Dalam kunjungannya, Balil mendengar langsung keinginannya untuk memasok lebih banyak bahan bakar untuk memenuhi kebutuhan para nelayan.
Untuk itu, pemerintah berjanji akan mempersingkat masa izin pembangunan SPBUN dan segera memenuhi kebutuhan energi di wilayah pesisir.
“Mereka meminta kami melakukan apa yang perlu kami lakukan, termasuk memperpendek jangka waktu pengajuan SPBU. Keluarga saya juga seorang nelayan, jadi saya memahami perasaan mereka,” kata Balil.
Menteri Investasi 2021-2024 ini menegaskan, perhatian pemerintah terhadap kebutuhan nelayan tidak hanya pada akses energi, namun juga mendukung penghidupan masyarakat pesisir yang berkelanjutan.
Bahlil meyakini kehadiran SPBUN Balikpapan dapat memberikan manfaat langsung bagi para nelayan.
Erwan (43), anggota Kelompok Usaha Kesatuan Nelayan (KUB), mengatakan program ini membantu mengatasi hambatan akses bahan bakar. Namun, Erwan berharap kuota yang ada bisa ditambah dan nelayan bisa lebih sering melaut.
“Kami di KUB Nelayan Bersatu merasakan manfaat dari adanya SPBU ini, namun kami ingin menambah kuota melaut sebanyak dua kali dalam sebulan,” kata Erwan.
Untuk mengatasi kekurangan bahan bakar, lanjut Erwan, nelayan terkadang membeli perbekalan dari rekannya yang tidak melaut. “Kami membeli dari nelayan yang tidak melaut dengan harga yang sama dengan SPBUN, sehingga kami bisa melaut dua kali sebulan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik,” tambah Erwan.
SPBUN merupakan inisiatif pemerintah untuk memfasilitasi akses bahan bakar bagi nelayan di seluruh Indonesia. Sejauh ini telah dibangun 415 SPBUN di berbagai wilayah pesisir.
Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, alokasi bahan bakar solar jenis tertentu (JBT) SPBUN Balikpapan 68.76103 per November 2024 mencapai 895 kiloliter atau 91,42 persen dari total kuota 979 kiloliter.
Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas Pemerintah dalam memenuhi kebutuhan energi nelayan terus berjalan sesuai target. Bagi pemerintah, pesatnya perkembangan SPBUN diharapkan berdampak positif terhadap kesejahteraan nelayan sekaligus meningkatkan ketahanan energi nasional. (inci/inci)