Jakarta, CNN Indonesia –
Ketua DPP PDI-Perjuangan (PDIP) Deddy Sitorus mengatakan, tanda-tanda beberapa pihak yang berencana menyabotase Kongres PDIP 2025 sudah lama teridentifikasi.
Deddy mengatakan, tanda-tanda awal terlihat dari aduan yang diajukan terhadap PTUN terkait keputusan kepengurusan PDIP 2025-2026 yang diduga bertentangan dengan AD/ART.
“Kami melihat tanda-tanda tuntutan hukum dari beberapa kelompok atau partai yang mendorong sebagian masyarakat mempertanyakan sah tidaknya perpanjangan dan penambahan pengurus DPP PDIP,” ujarnya, Sabtu (14/12), mengutip wartawan.
Ia menambahkan, indikator kedua terlihat pada slogan-slogan yang menyatakan PDIP ilegal di bawah kepemimpinan Presiden Megawati Sukarnoputri.
“Kami sudah tahu, bahkan kami sudah meresponsnya beberapa waktu lalu, tanggung jawab Anda untuk mengetahui lebih lanjut,” ujarnya.
Sebelumnya, lima kader PDIP mengajukan pengaduan ke PTUN terkait Surat Keputusan Kepengurusan PDIP 2025-2026 yang dinilai bertentangan dengan AD/ART PDIP.
Mereka mendalilkan Surat Keputusan Nomor M.HH-05.11.02 Tahun 2024 yang memperpanjang masa jabatan MW Sukarnoputri hingga tahun 2025 bertentangan dengan Pasal 17 tentang susunan dan susunan DPP yang mengatur masa jabatan lima tahun.
Lima kader PDIP yang mengajukan pengaduan tak lama setelah Ketum PDIP Megawati Soekarnoput meminta maaf, mencabut pengaduan tersebut.
Megawati langsung menyinggung soal upaya beberapa pihak menggagalkan agenda Kongres PDIP yang dijadwalkan pada 2025.
Menurutnya, kepemimpinannya dinilai gagal. Hal itu sengaja ia sampaikan agar masyarakat mengetahuinya. Mega pun mengajak bagi yang berani melakukannya.
Namun MW tidak membeberkan pihak yang dimaksud. Bukankah itu berarti merebut kursi ketua?
“Saya punya pesan yang sama, nanti di Kongres, karena sekarang tidak terlalu efektif, mereka di Kongres, saya mencoba merusaknya, saya melakukannya dengan sengaja, Anda mendengarnya, Anda bingung. Dia bersama partai saya,” katanya. (tfq/fra)