Jakarta, CNN Indonesia —
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, untuk pertama kalinya mengakui bahwa negaranya berada di balik pembunuhan Ismail Hanih, kepala biro politik Hamas, di Iran pada Juli lalu.
Dalam acara peringatan pejabat keamanan, Senin (23/12), Katz dengan tegas menyatakan pihaknya telah membunuh beberapa petinggi Hamas dan Hizbullah, yakni Ismail Hanih, Yahya Sinwar, dan Hassan Nasrallah.
Pengakuan ini dia sampaikan saat berbicara tentang milisi Houthi Yaman.
“Kami akan menyerang infrastruktur strategis dan memenggal kepala para pemimpin mereka. Sama seperti yang kami lakukan di Teheran, Gaza dan Lebanon terhadap Haniyeh, Sinwar dan Nasrallah, kami akan melakukan hal yang sama di Hodeidah dan Sana’a,” kata Katz. Zaman Israel.
Israel saat ini terlibat dalam baku tembak sengit dengan Houthi. Israel menerima bantuan dari Amerika Serikat pada Sabtu (21/12) setelah roket Houthi menyusup ke Tel Aviv dan melukai puluhan orang.
Terkait kematian Haniyah, Israel tidak pernah secara terbuka mengakui tindakannya. Namun, negara Zionis diketahui merencanakan pembunuhan terhadap Hanih.
Hanih dibunuh pada 31 Juli di Teheran, ibu kota Iran. Saat itu dia sedang berada di Iran untuk menghadiri upacara pelantikan Presiden Massoud Pezheskian.
The New York Times melaporkan bahwa Haniya terbunuh oleh bom canggih yang dikendalikan dari jarak jauh. Sebuah bom telah diselundupkan ke wisma pemerintah Iran beberapa bulan sebelumnya dan diledakkan ketika Hanih tiba di sana.
Haniyeh digantikan oleh Yahya Sinwar yang saat itu menjabat sebagai panglima militer Hamas. Namun, Sinwar juga dibunuh oleh Israel di Rafah pada bulan Oktober.
Sementara itu, pada 27 September, Nasrallah tewas dalam serangan Israel yang menargetkan markas komando pusat Hizbullah di pinggiran selatan Beirut, ibu kota Lebanon. (blq/rds)