Jakarta, CNN Indonesia —
Surya Utama atau Uya Kuya, anggota DPR RI, membantah memiliki rumah senilai Rp 70 miliar dolar di Amerika Serikat (AS).
Diakuinya, rumahnya di Amerika terlilit utang dengan total pembayaran selama 30 tahun.
“Terus ada berita hoax yang beredar tentang rumah Rp 70 miliar, tentu saya tidak membeli rumah Rp 70 miliar, itu berita hoax. Tidak, saya hanya punya satu rumah di Amerika dan 30 tahun utang,” kata Uya, Sabtu (16/11).
Menurutnya, harga rumah salah karena dia menemukan hal-hal yang mirip dengan perumahan di Amerika.
“Yang 70 Miliar $ yang berfungsi karena berita 4-5 tahun yang lalu, saya berkesempatan melihat-lihat rumah di Amerika, tetapi dalam informasi saya juga mengatakan bahwa saya melihat rumah ini dan tidak membelinya. kamu gak punya duit, aku bilang “Iya betul, kalau orang percaya berita hoax, bodoh saja katanya.”
Namun, Uya belum mau membeberkan berapa harga rumahnya di Amerika.
“Saya punya rumah di Amerika, pinjamannya 30 tahun. Baru tahun ketiga ya,” ujarnya.
Berdasarkan LHKPN, Uya memiliki kekayaan bersih sebesar Rp 26,4 miliar. Informasi tersebut disampaikan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi pada 30 Juni 2024 berupa Uya sebagai calon anggota DPR.
Uya melaporkan perolehan sembilan properti berupa bangunan senilai Rp 17.926.790.000.
Tersebar di Jakarta Timur, Jakarta Selatan, dan wilayah lain yang tidak termasuk dalam laporan LHKPN. Pengisian laporan harta benda ini dinilai tidak tepat karena dilakukan berulang-ulang.
Memiliki nilai mobil Rp 248.000.000. BMW 3231 AT tahun 2000, buatan sendiri, Rp 88.000.000; Bromton 2020, tersedia langsung, Rp 35.000.000; dan Honda Civic Estilisr 3 1995, custom made, Rp 125.000.000.
Uya yang dikenal masyarakat terjun ke dunia hiburan juga membeberkan satu lagi aset ponsel senilai Rp 2.871.406.919; kas dan setara kas Rp 5.055.606.988; aset lainnya Rp 2.095.000.000; dan liabilitas sebesar Rp1.725.672.368.
“Total nilainya Rp 26.471.131.539,” dilansir situs elhkpn.kpk.go.id, Jumat (15/11).
KPK menyatakan akan mengkaji ulang laporan kekayaan Uya karena dinilai belum lengkap.
“Pasti akan kita lakukan (pemeriksaan). Tugas saya urus LHKPN, menteri baru, wakil menteri baru, nanti kita periksa,” kata Deputi Bidang Pencegahan dan Pemeriksaan KPK kepada Pahala Nainggolan, Rabu ( 13) . /11) kemarin.
Baca lebih lanjut di sini. (kamu/bukan)