Jakarta, CNN Indonesia —
Milisi Suriah Hayat Tahrir al-Sham (HTS) pada Minggu (8/12) berhasil menguasai ibu kota Damaskus dan menggulingkan rezim otoriter Presiden Bashar al-Assad.
Keberhasilannya menguasai Damaskus menandai berakhirnya rezim al-Assad di Suriah setelah 50 tahun berkuasa.
Berikut fakta jatuhnya rezim Assad di Suriah yang dirangkum fun-eastern.com
Penggulingan rezim Assad di Suriah oleh milisi HTS dicapai dalam waktu yang relatif singkat. Pasalnya, aksi tersebut dilakukan hanya 11 hari setelah HTS berhasil merebut kembali Aleppo, salah satu kota terpenting Suriah, pada akhir November lalu.
HTS merebut Aleppo pada 27 November. Kemudian, pada tanggal 5 November, kelompok pemberontak HTS melancarkan serangan lain ke Hama, salah satu kota terpenting di Suriah.
Sore harinya, tentara Suriah mengakui bahwa mereka telah kehilangan kendali atas kota tersebut, yang terletak di antara basis kekuatan Presiden Bashar al-Assad di Aleppo dan ibu kota, Damaskus.
Tiga hari kemudian, tepatnya 8 November, milisi Suriah berhasil menguasai Damaskus dan menggulingkan rezim otoriter Assad.
Assad melarikan diri ke Rusia
Setelah resmi digulingkan, Assad yang sudah menjadi mantan presiden Suriah segera melarikan diri ke Rusia untuk mencari suaka politik. Dia dilaporkan terbang ke Moskow pada hari pejuang Suriah merebut Damaskus.
Negeri Beruang Merah kini juga telah memberikan suaka politik kepada Assad. Pemberian suaka politik ini merupakan bentuk solidaritas Rusia terhadap Suriah setelah warga di sana menjarah rumah Assad pada tahun 2000an.
Ketika Assad pergi ke Rusia, warga Suriah diduga menjarah rumahnya di istana presiden di ibu kota Damaskus. Tindakan ini dilakukan pada hari yang sama ketika kelompok pemberontak Suriah merebut ibu kota Damaskus dan menggulingkan rezim otoriter Assad, yakni pada Minggu (8/12).
Video yang beredar di media sosial menunjukkan warga menggeledah rumah Assad dan mengambil beberapa barang berharga. Beberapa di antaranya lukisan mewah, furnitur, peralatan dapur, berbagai senjata bahkan uang, seperti dikutip NDTV.
Selain itu, warga juga dilaporkan menjarah garasi mobil yang berada di bawah rumah. Assad memiliki banyak mobil mewah di garasi mobilnya. Beberapa di antaranya, seperti Porsche, Mercedes-Benz, Ferrari, Audi dan banyak SUV lainnya dilapisi baja.
Bendera bintang tiga telah menjadi gambar profil banyak kedutaan besar Suriah
Menyusul penggulingan rezim Assad oleh milisi HTS, akun media sosial kedutaan besar Suriah di beberapa negara mengganti foto profil mereka dengan gambar bendera kelompok pemberontak.
Kedutaan Besar Suriah di Indonesia, Malaysia, dan Mesir dilaporkan telah mengubah foto profil mereka, yang semula menampilkan bendera Suriah bergaris merah, putih, dan hitam, menjadi bendera bergaris hijau, putih, dan hitam dengan tiga bintang merah di tengahnya.
Bendera ini merupakan bendera yang digunakan oleh aktivis anti-Assad.
Aksi tersebut dilakukan beberapa kedutaan Suriah setelah kelompok pemberontak berhasil merebut ibu kota Damaskus pada Minggu (8/12) lalu dan menggulingkan rezim otoriter Bashar al-Assad. HTS meminta mantan perdana menteri Suriah menjadi pemimpin sementara
Setelah menggulingkan Presiden Assad, milisi Suriah menunjuk mantan Perdana Menteri Mohammed Ghazi al-Jalali sebagai pemimpin sementara negara tersebut.
Abu Mohammed al-Julani, pemimpin milisi Hayat Tahrir al-Sham (HTS), mengatakan al-Jalali akan menjadi pemimpin sementara Suriah sampai pemerintah menyelesaikan transisi.
Ia mengatakan, Al Jalali akan bertugas mengawasi jalannya kementerian dan lembaga negara hingga lembaga-lembaga tersebut sepenuhnya diserahkan kepada pemerintahan baru.
Selama itu, pasukan militer di Damaskus tidak diperbolehkan berada di dekat lembaga negara dan tidak boleh menembak ke udara.
(Gas/DNA/BAC)