Jakarta, CNN Indonesia –
PT Pertamina (Persero) melalui program Desa Energi Mandiri (DEB) terus mengedepankan keberlanjutan dan dampak terhadap masyarakat. Kisah DEB dalam mendorong kemandirian energi dan ekonomi di kalangan masyarakat juga dibagikan pada Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP 29) yang diadakan di Baku, Azerbaijan.
Corporate Secretary Pertamina New & Renewable Energy Dicky Septriadi menjelaskan, Berdikari Energy Village merupakan salah satu inisiatif Corporate Social Responsibility (CSR) Pertamina yang bertujuan untuk menyediakan energi bersih ke desa-desa di Indonesia.
Program ini tidak hanya menyediakan listrik berkelanjutan, namun juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan memberdayakan masyarakat untuk lebih mandiri dalam kebutuhan energinya.
Dicky mengatakan: “Melalui Berdikari Energy Village, Pertamina kembali memperkuat komitmennya untuk berkontribusi terhadap aksi iklim global. Sebagai salah satu produsen energi terbesar di dunia, Pertamina menyadari perannya dalam mendukung pembangunan Indonesia sekaligus menghadapi perubahan iklim.” Pertemuan tersebut dilaksanakan di Paviliun ICESCO, pada Rabu (13/11).
Kehadiran DEB di COP 29 juga merupakan undangan bagi sektor lain untuk berpartisipasi dalam aksi iklim. Pertamina menegaskan perubahan iklim dapat diatasi melalui kerja sama kelembagaan.
“Berpartisipasi dalam aksi iklim bukan hanya tentang tanggung jawab perusahaan, tetapi juga tentang memastikan kelangsungan bisnis dan keselamatan publik di masa depan. Kami mengajak perusahaan lain untuk bergabung dengan kami, berpartisipasi dalam kegiatan seperti Desa Mandiri Energi, dan bersama-sama menciptakan perubahan positif. .” Lemah.
Wakil Presiden Komunikasi Publik Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan, Pertamina berupaya memperluas pemanfaatan energi bersih berbasis pedesaan melalui DEB. Hingga saat ini, Pertamina telah memperkenalkan 114 desa energi mandiri di Indonesia.
DEB yang dikembangkan Pertamina menggunakan energi bersih dari tenaga surya, mikrohidro, dan biogas yang memiliki potensi besar untuk memberikan manfaat berkelanjutan, kata Fadjar.
Dengan melaksanakan program DEB, Pertamina menciptakan infrastruktur energi bersih yang diikuti dengan memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pengelolaan energi bersih, sehingga dapat diperoleh manfaat terbaik dalam pembangunan ekonomi.
Kami yakin di masa depan masyarakat akan mengelola energinya secara mandiri.
Hingga saat ini, manfaat Program DEB telah dirasakan oleh lebih dari 30.000 orang, mengurangi emisi sebesar lebih dari 729.000 ton CO2eq per tahun, dan menciptakan dampak ekonomi positif sebesar 180.000 dolar AS per tahun.
“DEB menjadi penggerak kemandirian energi dan perekonomian masyarakat, serta mendukung perubahan perilaku masyarakat melalui penerapan inisiatif lingkungan hidup,” kata Fadjar.
Pertamina, tegas Fadjar, akan terus memperluas penggunaan energi berbasis desa. Pada tahun 2024 ditargetkan peningkatan DEB menjadi 79 daerah.
Selain mendukung swasembada energi, Program DEB juga berperan penting dalam penurunan emisi gas rumah kaca, sejalan dengan tujuan pemerintah untuk mencapai nol emisi pada tahun 2060.
“Semakin banyak energi bersih yang digunakan, maka semakin sedikit emisi gas rumah kaca yang akan mempercepat tercapainya tujuan pemerintah NZE,” kata Fadjar. (rea/rir)