Jakarta, CNN Indonesia —
Bahjuri Ali, staf ahli Menteri Sosial dan Pengentasan Kemiskinan serta Kepala Sekretariat Nasional Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketenagakerjaan menyimpulkan, Indonesia harus bisa keluar. jebakan kelas menengah. pertumbuhan ekonomi 8%.
Dalam kegiatan bertajuk Indonesia Maju, Tantangan dan Peluang Kelas Menengah Menuju Indonesia Emas 2045 yang ditayangkan CNN Indonesia, Pungkas menjelaskan, saat ini hampir 50 persen perekonomian dihasilkan oleh konsumsi dalam negeri, oleh kelas menengah.
Oleh karena itu, pemerintah menyiapkan berbagai strategi yang ditujukan kepada masyarakat kelas menengah. Pungkas menemukan bahwa kelas menengah mendapat pukulan besar selama periode terakhir pandemi ini, sehingga menyebabkan penurunan drastis aktivitas ekonomi di sektor-sektor tertentu.
“Jadi jika kita ingin mempertahankan momentum tersebut, kita harus memastikan konsumsi dalam negeri tetap terjaga sebagai bagian dari upaya pertumbuhan ekonomi ke depan,” kata Pungkas.
Salah satunya, pemerintah mendukung kelas menengah dengan fokus pada perlindungan sosial. Data menunjukkan Indonesia menjadi negara berpendapatan menengah ke atas pada tahun 2019. Namun pandemi telah mengubah hal itu. Dan kini pada tahun 2022-2024, Indonesia berupaya bangkit kembali.
Caranya adalah dengan sektor ketenagakerjaan dan kesehatan. Dari sisi kesehatan, Pungkas mengatakan 40 persen masyarakat mendapat bantuan melalui PBI (Penerima Bantuan Iuran), dan mereka yang terkena PHK mendapatkan dana hibah untuk mengikuti JKN agar bisa tetap produktif.
“Kedua, yang perlu ditingkatkan adalah akses terhadap keamanan kerja. Saat ini, sangat sedikit pekerja yang memiliki jaminan pensiun, jaminan kecelakaan kerja, dan jaminan hari tua. Ini tidak sebaik Jaminan Kesehatan Nasional. “Ketika ada pandemi dan banyak yang terkena PHK, mereka tidak punya perlindungan,” ujarnya.
“Ke depan itu yang perlu ditingkatkan, perlindungan terhadap pekerja,” kata Pungkas.
Pungkas percaya bahwa masyarakat berpenghasilan menengah harus melampaui status tersebut dan naik kelas. Salah satu strategi yang dapat diterapkan adalah dukungan terhadap kebutuhan dasar yang dapat dipenuhi tanpa bekerja, seperti pangan, perumahan, air minum, sanitasi, kesehatan, dan pendidikan.
Kedua, dukungan yang dirancang mempunyai dampak jangka panjang. Artinya, anak-anak harus mendapatkan pendidikan yang layak, termasuk perguruan tinggi, agar mempunyai peluang keluar dari kemiskinan.
“Kuncinya adalah pemberdayaan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Dua hal ini, termasuk pengembangan kewirausahaan, sangat penting. Dengan berwirausaha mereka bisa punya pekerjaan, punya penghasilan sendiri, dan bisa mengatasi garis kemiskinan,” jelas Pungkas.
Oleh karena itu, pemerintah akan terus mendukung penuh pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia. Pungkas menegaskan, UKM merupakan salah satu sektor unggulan Indonesia.
Namun, ada perbedaan antara UKM Indonesia dan Jepang misalnya. Ia mengatakan, UKM lokal masih menghadapi banyak tantangan. Ia menyimpulkan optimistis sektor ETE dan koperasi yang menjadi prioritas di masa depan akan membantu keluar dari kemiskinan.
“Hal ini juga sejalan dengan misi Pak Prabov yang menyampaikan tentang membangun dari bawah. Pertumbuhan ekonomi kelompok miskin harusnya lebih tinggi dibandingkan kelompok kaya,” ujarnya.
Kesimpulannya dengan memberi contoh, ada beberapa negara di Amerika Latin yang pertumbuhan ekonomi kelompok miskin dan kurang beruntung sangat tinggi dibandingkan kelompok menengah dan kaya, sehingga bisa mengejar ketertinggalan.
Pungkas menambahkan, strategi jangka panjang dapat diterapkan, yakni dengan meningkatkan sumber daya manusia (SDM) sebagai landasan utama pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Peningkatan kualitas sumber daya manusia juga menjadi prioritas RPJMN, terutama melalui program kesehatan, pendidikan, dan perlindungan sosial.
“Hasilnya memang belum terlihat dalam waktu dekat, misalnya 2-3 tahun, namun dalam jangka panjang program ini akan memberikan dampak yang besar. Kita melihat contoh di negara-negara Asia Timur dimana peningkatan kualitas sumber daya manusia menjadi hal yang utama. dasar pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” katanya.
Inovasi teknologi ditonjolkan sebagai salah satu kunci pemberdayaan ekonomi, penerimaan teknologi, khususnya digitalisasi, membantu meningkatkan peran dan produktivitas kelompok kelas menengah.
“Hal ini juga memberikan kesempatan bagi kelompok masyarakat kurang mampu atau berpendapatan rendah untuk naik ke level kelas menengah,” kata Pungkas. (nyata/rir)