Jakarta, CNN Indonesia —
Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) telah memperingatkan bahwa anak-anak di Gaza mati kedinginan karena kedinginan dan kurangnya tempat berlindung.
“Bayi-bayi di Gaza mati kedinginan karena kedinginan dan kurangnya tempat berlindung,” tulis Philippe Lazzarini dalam pesannya di X, Jumat (27/12) malam, seperti dilansir Anadolia.
“Selimut, kasur, dan peralatan musim dingin lainnya tertahan di wilayah tersebut selama berbulan-bulan menunggu izin memasuki Gaza,” katanya, merujuk pada blokade Israel yang tidak manusiawi terhadap Gaza.
Israel telah menginvasi Gaza sejak Oktober tahun lalu. Serangan membabi buta yang dilakukan tentara negara Zionis menyebabkan 1,2 juta warga Gaza mengungsi.
Pejabat UNRWA mengulangi seruannya untuk segera melakukan gencatan senjata, dan mendesak agar pasokan penting yang sangat dibutuhkan warga Gaza segera dikirim, termasuk untuk musim dingin.
Pada Kamis (26/12), Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Gaza Munir Al-Barsh mengatakan kepada Anadolu bahwa tiga anak Palestina meninggal di kamp pengungsi sementara pekan lalu karena suhu rendah.
Sila Mahmoud Al-Faseeh yang berusia dua minggu meninggal karena kedinginan di kamp pengungsi di Al-Mawasi, Khan Younis, pada Rabu (25/12). Ini merupakan bayi kedua yang meninggal di kamp yang sama, setelah meninggalnya Aisha Adnan Al-Qassas pada 20 Desember lalu.
Israel telah membunuh lebih dari 45.400 orang di Gaza sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober 2023 yang membuat daerah kantong itu menjadi puing-puing.
Bulan lalu, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional atas perang yang dilakukannya di wilayah kantong tersebut. (dengan/dengan)