Jakarta, CNN Indonesia –
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meluncurkan Peta Jalan Pengembangan Jasa Industri 2025-2045.
Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza mengatakan, belum ada peta jalan kegiatan industri di Indonesia. Padahal, pengembangan sektor ini sangat penting untuk menunjang industri manufaktur.
Undang-Undang Nomor 59 Tahun 2024 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 mengamanatkan visi Indonesia Emas 2045, ujarnya saat peluncuran rencana pembangunan industri manufaktur perseroan tahun 2025-2045, Jakarta Selatan. , Kamis (17/12).
Faisol mengatakan ada empat tahapan untuk mewujudkan visi tersebut. Pertama, tahapan yang berlangsung pada tahun 2025 hingga 2029.
Ia menekankan tahapan ini fokus pada transformasi ekonomi berbasis sumber daya alam (SDA). Ada pula pengembangan penelitian dan inovasi serta peningkatan produktivitas tenaga kerja.
“Pada periode ini, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen, dengan kontribusi sektor industri pengolahan sebesar 21,9 persen,” jelas Faisol.
“Tentunya untuk mencapai tujuan tersebut kita harus mencari sumber kontribusi baru bagi perekonomian nasional. Salah satunya adalah sektor jasa,” tegasnya.
Kemudian fase kedua adalah percepatan perubahan pada tahun 2030-2034 dan fase ketiga adalah ekspansi global pada tahun 2035 hingga 2039. Sedangkan fase keempat adalah implementasi Indonesia Emas 2045 yang dimulai pada tahun 2040.
Kementerian Perindustrian melalui Lembaga Kebijakan dan Jasa Industri (BSKJI) menyebutkan peta jalan ini mencakup 15 sektor industri. Manajemen, IPB University.
“Perubahan tren bisnis global telah menjadikan jasa menjadi kompleks, yang potensinya harus digali untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan. Sayangnya, ekspor Indonesia ke dunia masih sangat kecil yaitu US$33 miliar atau 2,4 persen dari produk domestik bruto (PDB). ) pada tahun 2023,” ujarnya.
Berdasarkan statistik Kementerian Perindustrian, aktivitas perusahaan diperkirakan memberikan kontribusi sebesar 3.682 persen terhadap PDB negara. Inisiatif ini diharapkan dapat menjadi kontribusi terbesar bagi sektor manufaktur, kata Faisol.
Oleh karena itu, Wakil Menteri Perindustrian Faisol menegaskan kehadiran jalan ini penting, karena kegiatan perusahaan dinilai kontribusinya. Upaya ini diyakini akan meningkatkan kontribusi industri manufaktur terhadap PDB yang diperkirakan mencapai 21,9 persen.
Faisol mengapresiasi kerja Kepala BSKJI Kementerian Perindustrian Andi Rizaldi dan jajarannya dalam menyusun peta jalan tersebut. Selain itu, peta jalan ini juga menjadi pedoman bagi sejumlah organisasi yang bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian.
(skt/sfr)