Jakarta, CNN Indonesia —
Sejumlah korban mengaku ratusan anggota TNI Batalyon Artileri (Senjata) Medan 2/105 Kilap Sumagan menyerang Deli Serdang di Sumut pada Jumat malam (8/11).
Menurut Carles Ginting, anggota datang secara bergelombang dan langsung menghajarnya. Menurut dia, tujuh orang dibawa ke asrama TNI.
“Penyerangannya seperti lebah dari dalam tanah, datang ratusan orang, ratusan orang. Mereka langsung menyerang tanpa berkata apa-apa, mereka memukuli saya dengan keras. Setelah dipukuli di TKP, mereka membawa saya ke asrama,” Carles ungkapnya dalam wawancara dengan CNN Indonesia TV, Selasa (12/11).
Di asrama, Carles dan teman-temannya kembali dipukuli. Ia mengaku belum bisa menghitung jumlah anggota TNI yang menganiayanya.
Setelah itu dibawa ke Pos Provos. Di sana mereka dipukuli lagi. Kali ini beberapa anggota TNI dengan dua tongkat memukul Carles dkk.
Ledakan ganda dari perangkat itu membuat kepala Carles terbuka.
“Orang-orang kita? Tujuh. Dan mereka semua tewas dalam situasi yang sama. Mereka diperlakukan sama,” katanya.
Carles mengaku banyak mengenal anggota TNI karena mereka biasa servis sepeda motor saat rapat. Namun dia mengaku tidak tahu apa masalahnya mereka menyerang warga kota.
Di sisi lain, korban bernama Rusdi Tarigan mengatakan anggota TNI tiba-tiba membanjiri desanya. Mereka mencari seseorang bernama Ginting.
Rusdi mengaku belum mengetahuinya karena banyak orang yang bernama Ginting. Namun anggota TNI langsung memukulinya.
“Bukannya dia dipukul pak, dia biasa memukuli orang jika bertemu. Mereka membawa pisau, sabit, pistol, dua tongkat, bahkan rantai, semuanya membawa balok. – kata Rusdi.
Sebelumnya, beberapa anggota TNI Batalyon Artileri (Senjata) Medan 2/105 Kilap Sumaga menyerang warga Delhi Serdang. Seorang warga kota tewas dan 14 lainnya luka-luka. Delapan di antaranya dirawat karena luka berat di RS Putri Hijau Medan.
Menteri Politik dan Keamanan Budi Gunawan menegaskan tentara taat hukum. Ia juga menegaskan, karena undang-undangnya transparan, maka masyarakat bisa memantau situasi.
“Saat ini proses pengadilan masih berjalan. Anggota Yonarmed banyak yang ditahan,” kata Budi Gunawan di kantor Kementerian Politik, Hukum, dan Keamanan, Jakarta, Senin (11/11). (dhf/wis)