Jakarta, CNN Indonesia —
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berharap masyarakat Indonesia bisa hidup sehat sehingga tidak bergantung pada asuransi.
Direktur Eksekutif Pengawas Dana Pensiun, Penjaminan, dan Penjaminan OJK Ogi Prastomiyono menuturkan, saat ini terdapat permintaan yang berlebihan terhadap asuransi kesehatan. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya Dewan Medis.
Ogi mengatakan, fungsi dewan adalah menentukan masalah kesehatan mana yang patut ditanggung asuransi atau tidak. Ia mencontohkan, hingga saat ini banyak terjadi klaim-klaim yang tidak perlu dari berbagai pihak.
“Selain itu, perlu juga adanya edukasi (dan) sosialisasi bagaimana hidup lebih sehat agar klaim (asuransi kesehatan) tidak dilakukan secara kecil-kecilan,” kata Ogi dalam konferensi pers online RDKB November 2024, Jumat. (13/12).
“Sebenarnya (klaim) ini tidak diperlukan jika kita bisa menjalani pola hidup yang lebih sehat,” tandasnya.
Di sisi lain, Ogi menegaskan OJK sedang menyelesaikan surat edaran (SE) tentang produk asuransi kesehatan. Dia menjadwalkan pasokan itu akan keluar pada kuartal pertama 2025.
Dia mengatakan, rencana ini melibatkan banyak pihak, tidak hanya Menteri Kesehatan dan BPJS Kesehatan. Upaya ini juga berdampak pada asosiasi dan perusahaan yang menjual asuransi kesehatan.
“Kementerian Kesehatan sudah menerbitkan aturan koordinasi manfaat (CoB) antara BPJS-Kesehatan lapis pertama dan juga asuransi komersial, sudah berjalan. Kami berharap industri asuransi bisa mengeluarkan produk untuk memanfaatkan CoB yang sudah ada. telah diterbitkan.”, jelasnya.
“Perlu juga sinergi yang lebih baik antara Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui CoB yang dikeluarkan Menteri Kesehatan,” pungkas Ogi.
(skt/sfr)