Jakarta, CNN Indonesia —
Volkswagen telah menyetujui tuntutan serikat pekerja untuk membatalkan rencana memberhentikan hingga 35.000 pekerja.
Tak hanya itu, mereka juga sepakat untuk tidak melakukan pemotongan gaji.
Keputusan ini diambil setelah pihak perusahaan melakukan negosiasi dengan pekerja selama 70 jam. Itu merupakan negosiasi terlama dalam 87 tahun sejarah perusahaan.
Akibat perundingan tersebut, perusahaan tidak akan menutup pabriknya dan tidak bisa melakukan PHK terhadap pekerjanya dalam waktu dekat. Selain itu, VW akan membatalkan tuntutan pemotongan gaji sebesar 10 persen.
Kesepakatan untuk menghindari pemogokan yang memakan banyak biaya ini melegakan investor setelah melakukan negosiasi selama berbulan-bulan.
Keputusan tersebut membuat saham perusahaan naik 2,4 persen dalam perdagangan yang diperpanjang setelah kesepakatan tersebut. Sebelumnya, saham Volkswagen anjlok 23 persen pada tahun ini.
Volkswagen telah bernegosiasi dengan perwakilan serikat pekerja sejak September mengenai langkah-langkah untuk bersaing dengan Tiongkok dan mengatasi permintaan yang lesu di Eropa dan adopsi kendaraan listrik yang lebih lambat dari perkiraan.
Selain itu, hampir 100.000 pekerja pabrik melakukan dua pemogokan terpisah bulan lalu untuk memprotes tindakan pemotongan biaya terbesar dalam sejarah Volkswagen.
“Dengan paket tindakan yang disepakati, perusahaan telah menetapkan arah yang menentukan dalam hal biaya, kapasitas dan struktur,” kata CEO Grup Volkswagen Oliver Blume dalam sebuah pernyataan, menurut Reuters.
“Sekarang kita sekali lagi berada dalam posisi untuk berhasil menentukan nasib kita sendiri,” katanya.
VW mengatakan kesepakatan itu akan menghemat €15 miliar atau Rp252,88 triliun (dengan memperhitungkan nilai tukar Rp16.859 per euro) dalam jangka menengah dan tidak akan berdampak signifikan pada rencana mereka di tahun 2024.
VW mengatakan pihaknya sedang mempertimbangkan alternatif selain pabrik di Dresden dan menggunakan kembali fasilitas di Osnabrück. Kemudian beberapa produk ditransfer ke Meksiko.
Serikat pekerja logam utama Jerman, EG Metall, mengatakan pada November lalu bahwa kenaikan upah sebesar 5 persen akan dibatalkan dan produksi kendaraan di Dresden akan ditutup pada akhir tahun 2025.
Ketua dewan pekerja, Daniela Cavallo, mengatakan: “Tidak ada posisi yang akan ditutup, tidak ada yang akan diberhentikan karena alasan operasional dan perjanjian gaji perusahaan kami akan dijamin untuk jangka waktu yang lama.”
“Dengan tiga perjanjian ini, kami telah menemukan solusi yang sangat kuat dalam kondisi perekonomian yang sangat sulit,” ujarnya.
(Del/Agti)