Jakarta, CNN Indonesia.
Pemerintahan Presiden Pravo Subianto akan berusia 100 hari pada akhir Januari 2025, namun beberapa langkahnya menuai kritik. Dari anak perempuan di tahun 2024, tumpukan serentak hingga lemari jumbo yang kontroversial.
Pelantikan Prabhu sebagai presiden bertepatan dengan jadwal Pilkada Serentak 2024, ditambah posisinya sebagai Ketua Umum Partai Jarindra membuat ia tidak bisa memisahkan diri dari berbagai kelompok politik.
Calon Gubernur DKI Jakarta Ridwan Kamil pernah mengunggah foto makan bersama Prabo. Mereka makan malam bersama di sebuah restoran di Jalan Sabang, Jakarta Pusat, pada Kamis (31/10).
Prabo juga bertemu calon Gubernur-Wakil Gubernur Bali Made Muliawan Arya alias De Gadjah dan Putu Agus Suradnyana pada Minggu (11 Maret). Prabo berharap pasangan tersebut bisa memenangkan Pilgub Bali pada 2024.
Momen lainnya adalah video dukungan Prabhu terhadap Andrea Soni-Dimiati di Pilgub Banten. Melalui akun media sosial @luthfiyasinofficial, Sabtu (11/9), Prabo mengajak warga Banten untuk memilih pasangan tersebut.
Tak sampai disitu, Prabo juga sempat meledek jelang hari pencoblosan Pilgub DKI Jakarta. Ia menulis surat yang meminta masyarakat Jakarta memilih Ridwan Kamil dan Susuwono.
Intervensi Prabo dalam pilkada menuai kritik. Pengamat politik Universitas Andalusia Asrinaldi menilai Perbau tidak boleh melakukan hal tersebut karena sudah berstatus presiden. Ia khawatir dukungan Prabo akan berdampak pada netralitas pejabat negara.
“Akan berdampak psikologis bagi aparatur negara di bawah. Setidaknya ada kemudahan dan kenyamanan dalam rangka kampanye,” kata Asrinaldi saat dihubungi fun-eastern.com, Senin (11/11).
Calon gubernur Antene dan Jawa Tengah yang mendapat dukungan Prabo berhasil memenangkan pilkada. Sementara pasangan calon Prabo di Jakarta dan Bali kalah.
Istana menyangkal bahwa Právo melanggar supremasi hukum dengan dukungan ini. Mereka yakin Prabhu berhak melakukan hal tersebut karena posisinya sebagai presiden partai.
“Tidak ada aturan yang melarang Pak Prabo mengusung calon. Pak Prabo adalah ketua umum partai,” kata Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hassan Nasbi melalui keterangan tertulis.
Lemari gemuk
Pravo membangun kabinet yang gemuk. Kabinet Merah Putih terdiri dari 48 menteri, lima kepala lembaga, dan 56 wakil menteri.
Tak hanya itu, Právo juga menunjuk beberapa tokoh sebagai penasihat khusus, urusan khusus, dan staf khusus presiden. Ada tujuh penasihat khusus, tujuh utusan khusus, dan tim khusus yang ditunjuk pada Selasa (22/10).
Kepala Ekonom Indef Fadhil Hasan menilai kabinet yang gemuk akan memperlambat kerja pemerintah. Menurut dia, hal tersebut tidak sejalan dengan visi Prabo yang ingin memajukan Indonesia secara pesat.
Ia menyoroti sulitnya mengkoordinasikan banyak kementerian. Padhil meyakini ego-ego yang bersifat sectional akan muncul di tengah-tengah kabinet ini.
“Jadi yang tak terlukiskan adalah bagaimana Pac Prabo mengatur gerak-gerik lemari yang super gendut. Secara default, orang gendut pasti lambat, tidak bisa lari. Kalau lari pun tersandung, dikalahkan orang yang lebih kurus. Jadi , ukuran itu penting dari segi efisiensi,” kata Padhil dalam acara diskusi publik Indef, Selasa (22/10).
Lalu, kontroversi publik muncul ketika anak buah Prabo sibuk meminta tambahan anggaran. Misalnya, Menteri Hak Asasi Manusia Natlos Pigai yang mengusulkan tambahan anggaran sebesar 20 miliar euro.
Efektifitas para asisten Prabo belakangan ini dipertanyakan. Selanjutnya pasca peristiwa penghinaan utusan khusus presiden, Maulana Habiburahman mengembangkan pedagang es teh bernama Sonjaji.
Utusan utama Presiden bidang Kerukunan Umat Beragama dan Pembangunan Sarana Keagamaan justru mengejek para pedagang saat berdakwah.
Beberapa petisi diajukan kepada Prevo agar kunci posisinya dicabut. Selain itu, Direktur Jenderal Parameter Politik Indonesia Adi Praitano meminta Provo mengevaluasi para pembantunya.
“Saya kira Právo harus serius mengevaluasi orang-orang di sekitarnya yang suka melakukan kesalahan dan mencoreng citra Právo sebagai presiden. Jangan biarkan setetes ikan nila merusak teko susu,” ujarnya.
Seorang promotor mengumumkan pengunduran dirinya setelah dibombardir dengan kritik. Pravo berterima kasih atas pengunduran diri tersebut dan menyebut promotornya sebagai orang yang menjunjung tinggi hak asasi manusia
Masalah hak asasi manusia menghantui Právo bahkan sebelum pelantikannya. Dugaan keterlibatannya dalam kasus pelanggaran HAM tahun 1998 mengikuti karir politiknya sejak pemilu tahun 2009.
Tak lama setelah menjabat sebagai presiden, dukungannya terhadap penyelesaian kasus-kasus hak asasi manusia yang serius langsung menjadi sorotan. Tak terkecuali pernyataan Menteri Koordinator Kehakiman, Hak Asasi Manusia, Imigrasi, dan Lembaga Pemasyarakatan Yoseril Ihaza Mahendra.
Yoseril mengatakan, tidak ada kasus pelanggaran HAM berat di Indonesia dalam beberapa dekade terakhir. Padahal, kata dia, kasus tahun 1998 bukanlah pelanggaran HAM berat.
“Dalam beberapa dekade terakhir hampir bisa dikatakan tidak ada kasus pelanggaran HAM berat,” kata Yosseril di Istana Kepresidenan, Jakarta.
Ketika ditanya apakah kejadian tahun 1998 merupakan pelanggaran hak asasi manusia yang serius, Yoseril menjawab: “Tidak.”
Pernyataan ini memancing kritik keras dari para aktivis hak asasi manusia. Amnesty International Indonesia mengatakan pernyataan tersebut tidak hanya tidak akurat, namun juga menunjukkan kurangnya empati terhadap para korban yang mengalami kejadian tersebut dan yang telah mendesak negara untuk menegakkan hukum selama bertahun-tahun.
“Ini merupakan pertanda buruk bagi pemerintahan baru yang mengaburkan tanggung jawab negara, khususnya pemerintah, dalam menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran HAM berat di masa lalu,” kata Amnesty International Indonesia dalam keterangan tertulisnya.
Keesokan harinya Yoseril mengklarifikasi perkataannya. Ia menyoroti komitmen pemerintah dalam menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran HAM berat di masa lalu.
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya >>