Jakarta, CNN Indonesia –
Tentara Israel hari ini (28/12) menangkap direktur Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza, setelah mereka menyerang dan membakar sisa bangunan utama rumah sakit di wilayah tersebut.
Para pejabat kesehatan di Jalur Gaza mengatakan serangan brutal yang dilakukan tentara Zionis terhadap Rumah Sakit Kamal Advan telah membuat pusat kesehatan tersebut “tidak berguna” dan memperburuk krisis kesehatan di Jalur Gaza.
Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan operasi militer tersebut telah “melumpuhkan fasilitas medis besar terakhir di Gaza utara”.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada Sabtu (28/12) bahwa “laporan awal menunjukkan bahwa beberapa wilayah utama terbakar dan hancur akibat serangan itu.”
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, 60 petugas kesehatan dan 25 pasien, termasuk mereka yang menggunakan ventilator, masih dirawat di rumah sakit.
Pasien dengan kondisi ringan dan berat dipindahkan secara paksa ke rumah sakit Indonesia yang bobrok dan tidak berfungsi. Organisasi Kesehatan Dunia menambahkan bahwa mereka “sangat mengkhawatirkan keselamatan mereka”.
Kementerian Kesehatan Hamas di Gaza mengumumkan bahwa pasukan Israel telah menangkap direktur Kamal Adwan, Hussein Abu Safiyeh, bersama dengan banyak petugas kesehatan lainnya.
AFP tidak dapat mengkonfirmasi secara independen apakah Abu Safiye telah ditangkap. Namun, beberapa upaya untuk menghubunginya tidak berhasil.
Badan Pertahanan Sipil Gaza melaporkan bahwa Abu Safiyeh ditangkap bersama dengan pemimpin Gaza Ahmed Hassan al-Kahlut. Sementara itu, militer Israel belum mengeluarkan pernyataan apapun mengenai penahanan tersebut.
Salah satu warga Gaza yang dipulangkan mengatakan beberapa pengungsi telah diinterogasi mengenai Hamas.
“Ketika kami mulai pergi, tentara meminta semua pemuda melepas pakaian mereka dan berjalan keluar rumah sakit,” kata seorang warga.
“Mereka [tentara] membawa puluhan pemuda, serta dokter dan pasien, ke lokasi yang tidak diketahui. “Orang-orang muda diinterogasi, mereka ditanya tentang perlawanan, Hamas, dan senjata.”
Sebelumnya, pasukan Israel menghancurkan sebagian besar fasilitas medis dan memaksa ratusan orang meninggalkan satu-satunya rumah sakit bedah di wilayah tersebut.
Diberitakan Al Jazeera, aksi brutal Israel terjadi pada Jumat (27/12) waktu setempat. Saat itu, pusat kesehatan yang terletak di Beit Lahiye dikepung dan mendapat tekanan dari tentara Israel selama beberapa minggu.
(tim/dmi)