Jakarta, CNN Indonesia —
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Indonesia Mohammed Afifuddin meminta masyarakat dan kelompok calon (paslon) yang baik menghindari politik uang dan penyerangan menjelang Pilkada 2024.
“Kami menghimbau kepada seluruh pihak yang bekerja dengan baik di masyarakat dan masyarakat untuk menjaga harkat dan nilai demokrasi pada pilkada besok, menghindari perbuatan melawan hukum, politik dan uang, serta menjaga harkat dan martabatnya,” kata Afifuddin, Selasa (26). / 11) kata dalam pertemuan di Hotel Majapahit Surabaya.
Selain itu, semua pihak diminta untuk tidak melakukan aktivitas ilegal seperti pengumpulan massa, menyebarkan informasi palsu, dan lain-lain.
Afifuddin dalam pertemuan di Hotel Majapahit Surabaya, Selasa (26/11) mengatakan, “Netralitas ASN tidak boleh dipromosikan atau [dilanggar], mungkin dengan menggunakan berita bohong.”
Afifuddin menegaskan, hal itu dilakukan untuk memastikan proses demokrasi berjalan dengan baik dan menghasilkan pemimpin yang tepat dan jujur.
“Ini salah satu upaya kita agar proses demokrasi kita berjalan dengan baik, dan seiring berjalannya waktu, masyarakat akan belajar bahwa karena prosesnya baik, maka hasilnya juga akan baik,” imbuhnya.
Bawaslu menunggu laporan mengenai amplop berisi uang pecahan 100.000 rupiah dan stiker bergambar Wakil I Tanjungpinang serta Wakil Gubernur Rahma dan Rija.
“Iya betul, yang kami terima dari warga berupa amplop yang ditempeli stiker salah satu calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tanjungpinang, ada uang pecahan Rp 100.000,” kata Bawaslu, Febriadinata, anggota Kepri. CNNIndonesia com hingga Selasa (26/11).
Menurut dia, hingga saat ini Bawaslu Provinsi Kepri belum menerima informasi mengenai kebijakan moneter Pilkada Tanjungpinang.
“Kami meminta Bawaslu Tanjungpinang memverifikasi keaslian amplop yang berisi stiker ratusan ribu dan uang kertas tersebut,” ujarnya.
Sementara itu, pembagian uang dibicarakan oleh guru lain yang mendampingi salah satu bupati dan wakil bupati Gowa, Sulawesi Selatan.
Pada Minggu (24/11), video amatir memperlihatkan beberapa orang tua siswa diduga menerima amplop senilai Rp 200.000 di sebuah SMA di Kecamatan Somba Opu, Gowa.
Setelah menerima amplop, orang tua diinstruksikan untuk memilih Kelompok 2, Husni Talenrang-Dharmawangsa Muin, pada tanggal 27 November. Diduga yang membagikan uang tersebut adalah seorang ASN guru.
“Kita bicara tentang guru di SMP 1 Sunguminasa, guru tersebut adalah ASN bernama Rismawati,” kata Ketua Tim Hukum Proposisi 1 Andi Hakim.
Sementara itu, Anggota Parlemen Bawaslu Gowa Juanto mengatakan pihaknya telah memanggil beberapa kelompok yang terlibat dalam masalah tersebut.
“Ya, kami akan meminta keterangan lebih lanjut kepada orang tua siswa yang mungkin merasa telah memberikan informasi lebih lanjut tentang maksud dan tujuan pemberian donasi tersebut,” kata Juanto saat berbicara kepada media.
Juanto menjelaskan, kejadian dalam video tersebut terjadi di SMP Negeri 1 Sungguminas, Gowa.
(frd/arp/mir)