Jakarta, CNN Indonesia —
Juru Bicara PDIP Guntur Romli mengingatkan Presiden ketujuh RI Joko Widodo tak perlu menyebut nama Presiden Jenderal Megawati Sokarnoputri terkait isu perpanjangan masa jabatan presiden tiga periode oleh Jokowi.
Menurut Guntur, Megawati sejak awal sudah membantah keras pembicaraan tersebut. Dia mengatakan, penolakan tersebut dikabulkan dalam tiga kesempatan terpisah.
Menurut dia, Jokowi tidak perlu menyebut nama Ketum PDI Perjuangan, Bu Prof. Perpanjangan masa jabatan bertentangan dengan konstitusi, kata Guntur kepada fun-eastern.com, Selasa. (31/12).
Peristiwa pertama dari tiga peristiwa itu terjadi pada 10 Januari 2023 saat pesta ulang tahun PDIP. Kedua, saat wawancara Rosie di Kompas TV pada 8 Februari 2024. dan ketiga, pada saat pesta penyerahan salinan warisan. Laut Balai. , 5 Agustus 2024.
Pernyataan itu disampaikan Guntur menanggapi penolakan Jokowi terhadap Sekjen PDIP Hasto Cristianto yang mengaku tidak pernah meminta siapapun untuk memperpanjang masa jabatan presiden. Ia pun menantang Megawati untuk mempertanyakan hal tersebut secara langsung.
Tanya Bu Mega, Bu Puan, tanya saja ke partainya. Kapan, di mana, siapa yang saya utus, tidak pernah, kata Jokowi di Solo, Senin (30/12).
Namun, Guntur menerima bantahan Jokowi yang tak pernah mengupayakan perpanjangan masa jabatan presiden sebagai sebuah lelucon. Dia menguraikan tiga poin kuat yang mengindikasikan keinginan Jokowi untuk memperpanjang masa jabatannya.
Pertama, kata Guntur, wacana perpanjangan masa jabatan presiden banyak dipublikasikan oleh para menteri Jokowi saat itu. Mereka antara lain Airlanga Hartarto (Golkar), Muhaimin Iskandar (PKB), Zulkifli Hasan (PAN), Bahlil Lahadalia, Luhut Binsar Pandjaitan, dan Tito Karnavian.
“Jokowi sendiri tidak memberikan teguran atau denda kepada mereka hingga akhir masa jabatan Jokowi,” kata Guntur.
Jokowi mengaku juga bungkam saat isu tersebut diangkat lantang di forum relawan seperti Projo, seiring dengan peristiwa “Musra”. Pada acara itu, kata Guntur, awalnya topiknya ingin ‘Penerus Jokowi’ namun ia mengubah slogan menjadi Jokowi 3 Periode.
Disusul pengumuman Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APDESI) yang mendukung ketiga kata tersebut dalam acara yang juga dihadiri Jokowi.
Kedua, menurut Guntur, Jokowi tidak pernah marah kepada orang-orang terdekatnya yang mempromosikan pidato tersebut. Bahkan, Jokowi sempat menyebut isu tiga periode ini menampar mukanya.
“Iya, kita jangan marah-marah pada orang yang menyerang dan menyusahkan kita. Kecuali memang ada kepura-puraan yang direncanakan. Bahkan setelah memberi perintah sendiri, dia pura-pura menolak,” ujarnya.
Ketiga, pembahasan tiga presiden tiga periode juga dibahas pihak istana. Guntur mengatakan, laporan kepuasan yang disampaikan berulang kali kepada Jokowi dan upaya perpanjangan masa jabatan presiden.
“Masyarakat juga dihantui dengan sangat tingginya hasil survei kepuasan masyarakat akibat dukungan masyarakat terhadap Jokowi untuk kembali memimpin,” ujarnya.
Oleh karena itu, Jokowi tidak perlu menghindarinya, kata Guntur. Menurut dia, masyarakat sudah mengetahui keinginan Jokowi untuk memperpanjang masa jabatannya.
Berdasarkan alasan-alasan di atas, maka penolakan terhadap lamaran dan pidato Jokowi periode ketiga menjadi bahan tertawaan masyarakat karena bertentangan dengan bukti-bukti yang ada selama ini, ujarnya.
(thr/DAL)