Jakarta, CNN Indonesia –
PT Pertamina (Persero) tetap berkomitmen mendukung pendidikan energi bersih di kalangan pelajar melalui program Sekolah Mandiri Energi (SEB). Dengan menggabungkan pilar pendidikan dan lingkungan, SEB tidak hanya membekali siswa dengan pengetahuan tentang energi bersih, namun juga menawarkan pengalaman dunia nyata melalui teknologi terbarukan.
“Melalui Program Sekolah Mandiri Energi, Pertamina bertujuan untuk terus berkontribusi dalam menciptakan generasi muda yang peduli lingkungan dan siap menghadapi tantangan perubahan iklim di masa depan,” kata Fadjar Djoko Santoso, Vice President Corporate Communication at pertamina
Fadjar menjelaskan, sejak diluncurkan pada Juni 2023, SEB telah menjangkau 23 sekolah di Indonesia dan mengedukasi 5.135 siswa tentang energi bersih. Pertamina juga telah memasang PLTS berkapasitas 33 kWp dan mengurangi emisi karbon sebesar 42 ton CO2eq per tahun.
Program ini akan terus diperluas ke sekolah-sekolah lain di Indonesia untuk mendukung terciptanya ekosistem pendidikan ramah lingkungan. Tahun ini, Pertamina menambah 12 SEB di seluruh Indonesia.
Salah satu sekolah yang dikelola SEB adalah SMAN 1 Maos, Regència de Cilacap. Pertamina menggelar pelatihan pemanfaatan energi bersih dan ramah lingkungan di SMAN 1 Maos pada Jumat (20 Desember 2024) lalu.
“Kami sangat mengapresiasi program ini karena memberikan dampak yang sangat positif bagi siswa kami. Kami yakin dengan pelatihan energi bersih dan pemasangan PLTS, kita dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih hijau dan berkelanjutan,” kata Direktur SMAN 1 Maos Amin. .
Selain memberikan pendidikan di SMAN 1 Maos, Pertamina membangun pembangkit energi bersih di SMK Tamtama 2 Sidareja, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
Selain meningkatkan pengetahuan siswa tentang energi bersih dan mendorong praktik berkelanjutan di lingkungan sekolah, Pertamina juga membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) berkapasitas 3,3 kWp dengan baterai penyimpan energi berkapasitas 5 kWh.
PLTS ini dimaksudkan untuk menunjang operasional laboratorium fisika dan menjadi sarana pembelajaran langsung bagi mahasiswa bidang teknologi energi terbarukan. Diharapkan dengan PLTS ini dapat menghemat biaya listrik hingga Rp6,8 juta per tahun dan mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 3,82 ton CO2eq per tahun untuk mencapai upaya sekolah berkelanjutan.
Siswa juga belajar tentang berbagai konsep pengurangan timbulan sampah melalui pameran daur ulang, konsep remaja bebas narkoba mendukung sekolah berkelanjutan, konsep pengolahan sampah makanan dengan cacing, pentingnya membangun budaya energi bersih, dan konsep konservasi energi. melalui penggunaan PLTS.
Kepala SMK Tamtama 2 Sidareja, Ruswanto mengapresiasi kehadiran Pertamina mendukung gerakan agar siswa semakin peduli terhadap lingkungan.
“Kami sangat bersyukur Pertamina memperhatikan kami dan mendukung semangat siswa kami untuk mewujudkan sekolah ramah lingkungan. Dengan bantuan PLTS di sekolah kami, siswa juga bisa belajar dan berinovasi langsung dengan energi terbarukan,” kata Ruswanto.
Kota energi mandiri
Selain program SEB, Pertamina juga terus memperluas pengembangan energi bersih melalui program Desa Energi Mandiri (DEB).
Saat ini DEB telah menjangkau 149 lokasi yang telah membantu memberikan layanan kepada 34.190 penerima manfaat, termasuk lebih dari 30 penyandang disabilitas. Program ini juga berhasil menurunkan emisi karbon sebesar 729.545 ton Co2eq/tahun dan meningkatkan perekonomian masyarakat sebesar 3.300 juta ton/tahun.
Salah satu program DEB yang dilaksanakan Pertamina melalui anak usahanya PT Pertamina Patra Niaga Fuel Terminal Maos di Desa Mernek, Maos, Kabupaten Cilacap. Pertamina telah memasang PLTS berkapasitas 6,6 kWp yang digunakan untuk mendukung pengoperasian rumah hidroponik, pengering padi, dan kawasan wisata.
Langkah ini menunjukkan komitmen Pertamina dalam mengintegrasikan teknologi ramah lingkungan untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan pertanian di Desa Mernek.
Fadjar mengatakan, lebih dari 2.154 petani di desa tersebut terlibat aktif dalam kegiatan ini sehingga mereka mampu menyuplai 90 ton bahan pangan ke pedagang grosir.
“Masyarakat tidak hanya mendapat ilmu baru, tetapi juga kesempatan untuk meningkatkan pendapatan dengan ikut serta dalam pengelolaan produksi kawista sehingga menghasilkan pendapatan sekitar Rp5,7 juta per bulan,” kata Fajar.
Selain itu, dampak positif penggunaan PLTS juga terlihat pada penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 8,58 ton CO2eq/tahun. Selain itu, terdapat penghematan biaya listrik hingga Rp14 juta per tahun. Produksi padi di desa ini pun meningkat dari 2,5 ton per hektar menjadi 4 ton per hektar.
Bustanul, Kepala Desa Mernek, mengatakan kehadiran program DEB meningkatkan pendapatan hasil panen dari Rp200.000 menjadi Rp300.000 per petani per ton. “Saya mengapresiasi dukungan Pertamina dan berharap kerjasama ini dapat terus berjalan dengan baik,” kata Bustanul.
Program ini juga sejalan dengan upaya pemerintah untuk mencapai tujuan net zero emisi pada tahun 2060. Selain mengurangi emisi karbon, pengembangan energi bersih di tingkat desa membantu mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). khususnya di bidang energi bersih dan terjangkau, pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, serta memerangi perubahan iklim. (ori/ori)