Jakarta, CNN Indonesia —
Komarudin Vatubun, Anggota Komisi II DPR dari Fraksi PDIP, Jayapura akan mengalahkan sejumlah calon pada Pilkada 2024. Pj Wali Kota Papua Christian Sohilait membeberkan fakta penipuan pembagian uang.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavyan; Dalam Rapat II Komisi DPR yang dihadiri langsung, Kamis (31/10), Komar memaparkan surat edaran tersebut.
Saat itu, dia meminta Tito menindak tegas warganya.
“Ini hanya cuplikan Pak Menteri. Kenapa tanya di sini? Ini bawahan Anda. Ini Pj Wali Kota Jayapura dari ASN,” kata Koma.
Menurut Kumarudin, peristiwa itu terjadi pada Jumat, 25 Oktober. Menurut dia, berdasarkan video yang viral tersebut, para lurah dan bupati yang beragama Kristen bertemu dan berdiskusi mengenai pencairan uang yang akan digunakan untuk mengalahkan calon tertentu di Pilkada.
Koma mengatakan, laporan kasus tersebut sudah diserahkan ke Bawaslu. Meski demikian, ia meminta Tito dan Kemendagri bersikap tegas atas tudingan penipuan dalam kasus ini.
“Jadi mungkin ada banyak seruan agar penjabat Menteri Dalam Negeri ini mengambil tindakan tegas, tapi itulah yang kami temukan,” katanya.
Menanggapi hal tersebut, Tito mengaku sempat mendengar rekaman video tersebut. Menurutnya, ada dua cara untuk mengatasi hal tersebut.
“Kami mendengarkan rekamannya. Tapi sekali lagi, kami punya sistem pemantauan. Kami bisa menggunakan dua mekanisme dalam menanggapi pelanggaran netralitas,” ujarnya.
Pertama, menurut Tito, Bavaslu akan melakukan penyelidikan untuk membuktikan kabar tersebut. Jika terbukti, ada dua langkah yang bisa dilakukan dalam perkara pidana atau mediasi.
“Kalau terbukti, masih ada dua lagi. Ada tingkat mediasi atau tingkat penegakan hukum. Melalui Bareskrim, Polri, dan Kejaksaan. Bawa mereka ke sana,” kata mantan pejabat Polri. menjahit.
Kedua, Tito berbicara melalui mekanisme internal. Ia mengatakan pihaknya akan meminta Plt Gubernur Papua mengusut kasus tersebut. Namun Tito tidak membeberkan konsekuensi sanksi yang akan diberikan pihaknya melalui mekanisme tersebut.
“Nanti kalau kita lihat yang terbukti, Bavaslu yang terbukti akan memberikan rekomendasi dan sanksi administratifnya kepada kita.
Fraksi PDIP lainnya, Anggota Komisi II DPR Deddi Evri Sitorus kali ini mengkritik proses pelaksanaan pilkada. Menurutnya, pemilu daerah yang dilaksanakan di Indonesia saat ini serupa dengan pemilu di negara-negara Afrika dan Amerika Selatan.
Deddy secara gamblang dan terbuka menyoroti praktik curang dan kolusi yang dilakukan aparat. Sulawesi Utara Ia mencontohkan beberapa kasus di daerah seperti Banten dan Jawa Tengah.
Sekarang, jika kita melihat proses pemilihan dewan lokal, kita seperti negara-negara Afrika dan Amerika Latin. Busuk seperti Pak Rotten, kata Deddy.
“Di tempat seperti Sulawesi Utara, ancaman dilakukan langsung di depan umum,” tambahnya.
Deddy mengamati bahwa anak perempuan dan perempuan sering menjadi sasaran pemilu oleh pihak berwenang dan birokrat. Menurutnya, mereka tidak lagi takut dengan hukum dan ideologi negara.
“Dalam proses demokrasi, anak perempuan dianggap normal. Saya tidak punya pretensi untuk mengatakan apa itu hukum. Bagaimana pandangan negara? Apa maksudnya menjadi PNS? Bhayankara, sebagai orang bijak, bukanlah apa-apa. Sudah berakhir, Pak. (ketiga/anak)