Jakarta, CNN Indonesia –
Stasiun Hosh Karawang mulai melayani penumpang menuju terminal mulai hari ini, Selasa (24/12).
Menurut General Manager Corporate Secretary KCIC Eva Chairunnisa, masyarakat sudah bisa memesan tiket Whoosh ke stasiun Karosh mulai Minggu (22/12) lalu. Pemesanan tiket dapat dilakukan melalui seluruh jalur penjualan online dan offline untuk keberangkatan Selasa (24/12).
KCIC mengoperasikan program tarif dinamis untuk perjalanan ke dan dari stasiun Karawang. Harga Halim-Karawang dan sebaliknya) Rp 125k untuk kelas Ekonomi Premium Karawang-Padalarang / Tegalluar Summarekon dan sebaliknya) Rp 175k untuk kelas Ekonomi Premium.
Sedangkan tarif Kelas Bisnis dan Kelas Utama sama yaitu Rp 450rb dan Rp 600rb.
Menurut Eva, untuk mengakses Stasiun Karawang, penumpang yang menggunakan kendaraan pribadi dapat melalui Jl. Badami kemudian bergabung dengan Jl. Pasar Jati dan Jl. Raya Pangkalan.
Alternatifnya, penumpang yang menggunakan kendaraan kecil dapat berpindah melalui Jl. Trans Hexa Karawang kemudian bergabung dengan Jl. Raya Pangkalan.
Stasiun Karawang juga terhubung dengan Tol KM 47 Jakarta-Chikampek melalui pintu keluar Tol Karawang Barat yang kemudian bergabung dengan Jl. Karavan Trans Hexa.
“Jalur-jalur ini siap digunakan oleh masyarakat yang ingin masuk ke Stasiun Whoosh Karawang. Kami juga terus bekerja sama dengan berbagai pihak dan berharap dapat segera memilikinya,” kata Eva.
Nah, apakah masyarakat Karawang tertarik menjajal Whoosh?
Seorang warga bernama Farhan mengaku ingin mencoba Whoosh. Tapi masalahnya stasiun itu jauh dari rumahnya. Selain itu, mereka mengatakan jalan menuju stasiun kurang panjang.
“Stasiunnya juga jauh dari rumah. Jalur (jalan) terakhir lewat Jalan Badami – Pangkalan tidak (memadai). Kecuali Trans Hexa (memadai),” kata Farhan kepada fun-eastern.com, Selasa (24/12).
Dijelaskannya, lokasi Stasiun Karawang lebih dekat dengan Bekasi – Karawang Selatan.
“Sepertinya cocok bagi wisatawan yang berbelanja barang mewah, pegolf, atau eksekutif perusahaan. Atau bagi masyarakat menengah ke atas yang membutuhkan waktu untuk melakukan perjalanan cepat,” ujarnya.
Farhan menilai tarif Whoosh lebih mahal dibandingkan moda transportasi lain, tidak hanya untuk menuju stasiun kereta. Oleh karena itu, dia lebih memilih menggunakan Whoosh pada situasi yang membutuhkan waktu tempuh lebih cepat. “Mungkin kalau perlu cepat ke bandara, mungkin bisa. Dengan tersambungnya KRL lebih hemat,” ujarnya.
Senada dengan Bella, warga Karawang lainnya, mengatakan akses menuju stasiun Karawang menjadi faktor yang membuatnya mempertimbangkan untuk menggunakan Whoosh. Pasalnya, rumahnya jauh dari Stasiun Karawang sehingga membutuhkan waktu perjalanan satu jam.
“Dari segi izin, saya berharap feeder ini bisa berjalan dengan baik hingga Stasiun Khosh Karawang. Karena feeder ini sangat dibutuhkan karena rumah saya di luar kota,” ujarnya.
Soal harga tiket Whoosh, Bella merasa sepadan dengan waktu tempuh yang singkat.
“Karena kalaupun saya naik angkutan lain seperti bus atau angkutan pribadi, butuh waktu sekitar 3 jam untuk sampai ke rumah. Kalau saya naik Hosh, butuh waktu 1 jam 15 menit,” ujarnya.
(fby/sfr)