Jakarta, CNN Indonesia —
Kelompok Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) menyoroti tingginya angka ketidakhadiran pada Pilgub Jakarta 2024.
Mereka bahkan mengira Partai Putih memenangkan Pilgub Jakarta yang tak terkalahkan oleh dua calon Pramono Anung dan Rano Karno.
Golput diperuntukkan bagi masyarakat yang tidak memilih karena alasan teknis atau politik.
“(Paslon) menang 01? Tidak! 03 menang? Tidak! 02 menang? Tidak! Semua peserta kalah, tidak ada pemenang. Bukan kata-kata saya, fakta,” jelas koordinator tim RIDO Ramdan Alamsyah saat jumpa pers di DPD Golkar Jakarta. . , Jakarta Pusat, Minggu (8/12).
Jumlah masyarakat yang golput pada Pilkada DKI 2024 sebanyak 3.489.614 jiwa atau setara 42,48 persen. Ramdan menuding Komisi Pemilihan Umum (KPU) merusak hasil.
Menurut dia, sebanyak 802.147 warga Jakarta diperbolehkan untuk tidak memilih. Ramdan menegaskan, formulir pemberitahuan C-KWK bukan sebagai ajakan memilih yang menurutnya tidak diberikan kepada warga Jakarta.
“Kalau data ini dijadikan bahan lelucon, padahal keduanya (Pramono Anung-Rano Karno) mendapat 2 juta suara, tapi lawannya tetap meraih 3 juta,” tegasnya.
“Kalau kita tambah penolakan (pemilu) 01 dan 02, pemilunya sama. Apa masalahnya? Mau salahkan masyarakat? Hari ini KPU salahkan masyarakat, ‘karena masyarakat kesal’ publik yang mana??” Lanjutkan Ramadhan.
Kelompok RIDO mempertanyakan kinerja KPU khususnya KPUD DKI Jakarta. Padahal, menurut dia, KPUD DKI mendapat anggaran sekitar Rp1 triliun untuk menjadi tuan rumah perhelatan demokrasi tersebut.
Ia juga mengkritisi kinerja Unit Pemantau Pemilu (Pemilu). Tim RIDO merasa tumpukan laporan dugaan penipuan di Jakarta ‘diabaikan’ dan tidak ada tindak lanjutnya.
“Seandainya Bawaslu menjalankan tugas pentingnya sebagai penyelenggara pemilu dengan baik dan benar, maka persentase partisipasinya akan lebih tinggi dibandingkan saat ini. Dan ini terjadi, makanya kami sudah sampaikan jauh-jauh hari dan menghitung suara,” tutupnya.
(Grup/Non)