Jakarta, CNN Indonesia —
Korea Selatan mengatakan sekitar 100 tentara Korea Utara dikirim ke Rusia untuk berperang melawan Ukraina, dan 1.000 lainnya terluka.
Badan intelijen Korea Selatan menyebutkan, banyaknya tentara Korea Utara yang tewas saat membantu tentara Rusia dalam pertempuran dengan Ukraina disebabkan oleh ketidakmampuan mereka dalam memprediksi serangan musuh.
Menurut The Korea Times, tentara Rusia pernah mengeluhkan keterbatasan pasukan Korea Utara dalam memprediksi serangan pesawat tak berawak dari pasukan Ukraina.
Selain itu, mereka juga mengeluhkan lemahnya kemampuan tentara Korea Utara dalam membalas serangan di garis depan.
Selain Korea Selatan, baru-baru ini Amerika juga mengatakan bahwa Korea Utara kehilangan banyak tentara dalam perang antara Rusia dan Ukraina.
Namun berbeda dengan Korea Selatan, AS tidak merinci berapa banyak tentara Korea Utara yang terbunuh. Namun menurut mereka, puluhan tentara tewas atau terluka.
“Kami yakin mereka mempunyai korban yang signifikan, termasuk tewas dan terluka,” kata penasihat komunikasi keamanan John Kirby, Senin (16/12).
“Tetapi sulit bagi saya untuk mengatakan angka pastinya. Menurut saya jumlahnya puluhan, beberapa lusin,” kata Kirby.
Faktanya, isu partisipasi tentara Korea Utara dalam perang antara Rusia dan Ukraina telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir.
Oktober lalu, NATO mengatakan sekitar 11.000 tentara Korea Utara dikirim ke Rusia untuk menekan pasukan Ukraina di wilayah Kursk.
Korea Utara sering menentang keterlibatannya dalam perang. Namun baru-baru ini, Ukraina mengklaim memiliki bukti keterlibatan mereka.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menuduh Rusia membakar tentara Korea Utara yang tewas dalam perang tersebut. (gas/rd)