Jakarta, CNN Indonesia —
Wabah kasus human metapneumovirus (HMPV) baru-baru ini telah dilaporkan di Tiongkok.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok menunjukkan pada hari Kamis (26) bahwa jumlah kasus HMPV menunjukkan tren peningkatan dalam seminggu dari tanggal 16 hingga 22 Desember.
Menurut pihak berwenang, kasus meningkat di kalangan anak-anak di bawah 14 tahun. Menurut Reuters, provinsi-provinsi utara Tiongkok adalah tempat penyebaran infeksi ini, dengan gejala yang mirip dengan Covid-19.
Gejala HMPV termasuk batuk, demam, hidung tersumbat, mengi, atau sesak napas, CDC menjelaskan.
Dalam kasus yang parah, HMPV dapat menyebabkan bronkitis atau pneumonia pada penderita, terutama pada kelompok rentan seperti bayi, lansia, dan penderita penyakit sistem kekebalan tubuh.
CDC mencatat bahwa orang dengan penyakit paru-paru seperti asma berisiko lebih besar mengalami gejala yang lebih parah.
“Virus ini terutama menyebar melalui tetesan yang dihasilkan oleh batuk atau bersin, tetapi juga melalui kontak dekat atau paparan lingkungan yang terkontaminasi,” Phnom Penh Post mengutip pernyataan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok.
“Masa inkubasi virus ini adalah tiga hingga lima hari,” lanjut pernyataan CDC.
HMPV pertama kali terdeteksi pada tahun 2001 oleh peneliti Belanda pada sampel aspirasi nasofaring dari anak-anak yang menderita infeksi saluran pernafasan yang disebabkan oleh patogen yang tidak diketahui.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit telah mengajukan sejumlah rekomendasi untuk memutus rantai penularan virus, yaitu mewajibkan masyarakat Tiongkok untuk memakai masker di tempat keramaian, menjaga jarak, sering mencuci tangan, dan menghindari tempat keramaian.
CDC juga meminta warga untuk menjaga kebersihan, memastikan ventilasi dalam ruangan yang baik, dan mulai menjalani gaya hidup sehat.
Pihak berwenang Tiongkok sendiri memperkirakan jumlah kasus HMPV akan meningkat pada musim dingin hingga musim semi ini. (BLQ/baca)