Jakarta, CNN Indonesia —
Wakil Perdana Menteri dan Menteri Keuangan Kanada Chrystia Freeland mengundurkan diri pada Senin (16/12) setelah bertemu dengan PM Justin Trudeau mengenai rencana kebijakan baru Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Donald Trump.
Trump berencana mengenakan tarif sebesar 25 persen terhadap barang-barang yang diimpor dari Kanada. Keputusan Freeland diambil setelah bertemu Trudeau pekan lalu. Perdana Menteri Kanada meminta menterinya mundur dari jabatannya saat ini.
“Saya ingin menyimpulkan bahwa satu-satunya cara yang jujur dan tepat bagi saya adalah mengundurkan diri dari kabinet,” kata Freeland, dikutip AFP.
Sumber yang dekat dengan Trudeau mengatakan Perdana Menteri ingin Freeland menjabat sebagai menteri secara simbolis. Ia tidak melangkah lebih jauh dan hanya mengurusi hubungan AS-Kanada, sebatas nama saja.
Artinya, keputusan Trudeau mencerminkan penurunan posisi Freeland secara signifikan.
Dalam surat pengunduran dirinya, Freeland juga mengatakan bahwa dalam beberapa pekan terakhir dia tidak setuju dengan Trudeau “tentang jalan terbaik ke depan bagi Kanada.”
Freeland akhirnya memilih mengundurkan diri. Dia menggambarkan Kanada menghadapi tantangan karena kebijakan Trump yang ceroboh.
“Negara kita kini menghadapi tantangan serius,” ujarnya.
Sebagai Menteri Keuangan, ia merasa perlu menanggapi ancaman Trump dengan serius.
Freeland menyarankan agar pemerintah menghemat dana pajak saat ini untuk memiliki anggaran cadangan yang diperlukan untuk perang tarif di masa depan.
“Ini berarti menghindari taktik politik yang mahal dan tidak mampu kita tanggung dan membuat warga Kanada yakin bahwa mereka memahami betapa seriusnya situasi ini,” katanya.
Amerika Serikat adalah mitra dagang terbesar Kanada. Sekitar 75 persen ekspor dikirim ke Negeri Paman Sam.
Selain itu, Freeland merupakan sekutu dekat Trudeau. Pertemuan ini disebut-sebut menjadi pukulan besar bagi PM. (isa/rds)