Jakarta, CNN Indonesia —
2024 adalah saat yang mengkhawatirkan bagi dunia penerbangan, terutama dalam beberapa minggu terakhir, ketika lebih dari 200 orang kehilangan nyawa dalam dua kecelakaan yang terjadi hanya dalam selang waktu beberapa hari.
Sebanyak 38 orang dilaporkan tewas dalam kecelakaan pesawat Azerbaijan Airlines di Kazakhstan pada Rabu (25/12), disusul empat hari kemudian oleh pesawat Jeju Air yang jatuh di Korea Selatan sehingga menewaskan 179 orang.
Dua kecelakaan pesawat besar ini masih bergema di benak masyarakat dunia dan menimbulkan duka yang luar biasa sekaligus menandai tahun 2024. sebagai tahun berdarah dalam dunia penerbangan global.
Pada awal Januari 2024. Kecelakaan pesawat di Tokyo, Jepang pun menggemparkan dunia. Peristiwa ini menewaskan 5 anggota Penjaga Pantai Jepang. Sementara itu, seluruh penumpang dan awak kabin pesawat Japan Airlines berhasil selamat.
Beberapa hari kemudian, pada minggu pertama bulan Januari, sebagian jendela pesawat Alaska Airlines jatuh saat lepas landas dari Portland, Oregon, meninggalkan bekas lubang menganga di badan pesawat.
Semua 177 penumpang selamat dari pendaratan darurat. Namun kejadian tersebut membuat produk andalan pesawat tersebut, Boeing, menjadi sorotan sepanjang tahun.
Pada musim panas, hilangnya penerbangan Voepass di Brasil merenggut nyawa 62 penumpang dan awak kabin.
Selain kecelakaan tersebut, banyaknya laporan tentang turbulensi pesawat yang menyebabkan cedera, termasuk kematian, pada penerbangan Singapore Airlines telah membuat wisatawan khawatir akan keselamatan mereka.
Seperti dilansir Euronews, menurut Aviation and Safety Network, sebanyak 318 orang tewas dalam kecelakaan pesawat pada tahun 2024, menjadikannya tahun paling mematikan dalam penerbangan global sejak tahun 2018. lewat sini.
Namun, dengan meningkatnya kecelakaan pesawat pada tahun lalu, apakah penerbangan menjadi kurang aman? Haruskah wisatawan khawatir tentang pemesanan perjalanan udara di masa depan?
Menanggapi hal tersebut, Dr. Hassan Shahidi, presiden dan CEO Flight Safety Foundation, sebuah organisasi nirlaba yang bergerak di bidang keselamatan penerbangan, hadir secara singkat.