Jakarta, CNN Indonesia —
Pilot Jeju Air sempat mengirimkan sinyal darurat atau Mayday akibat serangan burung (bird strike) beberapa menit sebelum kecelakaan pesawat terjadi pada Minggu (29/12).
Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Korea Selatan melaporkan bahwa pilot Jeju Air mengeluarkan panggilan darurat pada pukul 08:59 waktu setempat.
Mayday dikeluarkan dua menit setelah menara pengawas bandara mengeluarkan peringatan serangan udara pada pukul 08.57.
“Ketika pesawat berusaha mendarat di landasan pacu No. 1, menara kendali mengeluarkan peringatan serangan burung dan pilot segera mengumumkan May Day,” kata kementerian dalam pernyataannya, seperti dikutip Yonhap.
Kementerian mengatakan menara kendali memberikan izin kepada pilot untuk mendarat di sisi lain landasan pacu.
Pilot Jeju Air mendaratkan pesawat pada pukul 09.00. Namun upaya pendaratan tersebut tidak berjalan baik karena roda pendaratan tidak terbuka.
Pesawat akhirnya melintasi landasan dan menabrak beton di dekat pagar bandara sebelum meledak hebat. Sebanyak 179 orang tewas akibat kejadian ini.
Publik mempertanyakan kekecilan lagu Muan. Dalam hal ini, Kementerian menegaskan, ukuran landasan pacu bukanlah penyebab jatuhnya pesawat.
Bandara Internasional Muan memiliki landasan pacu sepanjang 2.800 meter, namun karena masih dalam proses pembangunan, kini ukurannya menjadi sekitar 2.500 meter.
“Boeing 737-800 yang jatuh hari ini mampu mendarat di landasan pacu yang panjangnya antara 1.500 dan 1.600 meter. Sulit untuk menghubungkan kecelakaan itu dengan panjang landasan karena pesawat lain telah mendarat tanpa masalah,” katanya dalam sebuah pernyataan. . Kementerian Pertanahan, Infrastruktur dan Transportasi Korea Selatan.
Jeju Air Penerbangan 7C2216 jatuh di Bandara Internasional Muan di Korea Selatan pada hari Minggu. Peristiwa ini menewaskan 179 orang termasuk 175 penumpang dan empat awak.
Hanya dua anggota awak yang selamat dari kecelakaan fatal itu.
Penerbangan tersebut membawa 181 orang dari ibu kota Thailand, Bangkok. Video tersebut memperlihatkan detik-detik pesawat menyentuh tanah tanpa roda pendaratan lalu meledak hebat setelah menabrak beton di dekat pagar bandara.
Hingga saat ini, banyak pengamat dan laporan penerbangan yang menduga kecelakaan tersebut disebabkan oleh tabrakan antara pesawat dengan sekawanan burung (birdstrike) dan cuaca buruk.
Pemadam kebakaran Korea Selatan mengatakan kedua barang tersebut menyebabkan kerusakan pada mesin. Namun, setelah penyelidikan bersama selesai, penjelasan rinci mengenai penyebabnya akan diumumkan. (baca/baca)