Jakarta, CNN Indonesia –
Seorang pejabat senior Gedung Putih atau kantor Presiden Amerika Serikat (AS) mengaku prihatin dengan pengembangan rudal balistik jarak jauh yang dilakukan Pakistan.
Wakil Penasihat Keamanan Nasional AS John Finer mengatakan perkembangan tersebut juga akan mengancam Negeri Paman Sam.
“Pakistan menerapkan teknologi rudal yang lebih maju. Pakistan mendukung peralatan mulai dari sistem rudal balistik jarak jauh hingga pengujian kekuatan rudal yang lebih besar,” katanya. / 1).
Jika tren ini terus berlanjut, Finer mengatakan, “Pakistan dapat menyerang sasaran di luar Asia Selatan, termasuk Amerika Serikat.”
Namun, tidak ada keraguan bahwa Pakistan akan menjadi ‘musuh’ Amerika. Dia mengatakan jumlah negara dengan kemampuan rudal nuklir yang dapat mencapai wilayah AS saat ini akan “menyaingi” negara-negara seperti Rusia, Korea Utara, dan Tiongkok.
“Sejujurnya, sulit untuk melihat tindakan Pakistan selain sebagai ancaman bagi Amerika Serikat,” kata Finer.
Pidato tersebut disampaikan sehari setelah Amerika Serikat mengumumkan sanksi baru terhadap program pengembangan rudal balistik Pakistan, tindakan keras pertama terhadap badan pertahanan negara tersebut, yang mengawasi program tersebut.
Sebagai tanggapan, Kementerian Luar Negeri Pakistan mengatakan pernyataan seorang pejabat senior Gedung Putih tidak berdasar dan tidak masuk akal.
Kementerian luar negeri Pakistan juga menyebut ancaman itu “disayangkan”.
“Tuduhan ini tidak berdasar dan tidak berdasar,” kata Kementerian Luar Negeri Pakistan dalam pernyataan resminya.
Kementerian Luar Negeri Pakistan menyatakan bahwa kemampuan pertahanan strategis negaranya semata-mata untuk melindungi kedaulatan dan menjaga stabilitas regional. Oleh karena itu, kata dia, hal tersebut tidak boleh dianggap sebagai ancaman bagi negara lain.
Mereka mencatat sejarah panjang kerja sama Pakistan dengan Amerika Serikat, khususnya dalam upaya kontra-terorisme, dan menegaskan kembali komitmen mereka terhadap keterlibatan konstruktif dalam semua masalah, termasuk keamanan dan stabilitas regional.
(Reuters/Chicago)