Jakarta, CNN Indonesia
Human metapneumovirus, atau HMPV, telah diidentifikasi di Indonesia. Virus yang pertama kali menyebar di China ini dikabarkan sudah banyak menginfeksi anak-anak, terutama di Indonesia.
“Anak-anak memang merupakan salah satu kelompok paling berisiko terkena HMPV,” kata Erlina Burhan, Ketua Tim COVID-19 Pengurus Besar Persatuan Dokter Indonesia (PB IDI).
Menurut Erlina, anak-anak rentan terkena HMPV karena daya tahan tubuhnya belum berkembang sempurna. Selain itu, kebiasaan anak berkumpul di sekolah atau taman bermain juga meningkatkan risiko penularan.
“Misalnya seorang anak tanpa sadar terkena flu atau HMPV, maka ia bisa dengan mudah menularkan virus tersebut kepada temannya,” kata Erlina dalam jumpa pers yang diselenggarakan IDI Online, Rabu (8/1).
Selain itu, kurangnya pengetahuan anak mengenai tindakan pencegahan dasar, seperti memakai masker, mencuci tangan, atau menutup mulut saat batuk, dapat memperburuk keadaan.
Oleh karena itu, Ibu Erlina menghimbau masyarakat luas khususnya orang tua untuk lebih memperhatikan protokol kesehatan anak.
“Pendidikan anak-anak ini harus ditingkatkan. Kalau anak sakit, lebih baik tidak bersekolah sampai sembuh. Karena keselamatan anak sangat rentan,” ujarnya.
Erlina juga menjelaskan, HMPV sendiri merupakan virus yang menyerang sistem pernapasan. Gejalanya mirip dengan flu biasa, seperti demam, batuk, pilek, dan terkadang sesak napas.
Orang tua mungkin mengira anaknya baru saja demam atau pilek, padahal sudah terkena HMPV yang mudah menular ke orang lain.
Faktanya, pada kasus yang parah pada anak-anak atau penderita penyakit sendi, virus tersebut dapat menyebabkan infeksi serius pada paru-paru, kata Erlina.
Selain anak-anak, lansia dan penderita penyakit kronis juga perlu meningkatkan kewaspadaan.
“Perjalanan dan tempat keramaian bisa menjadi sumber penularan yang penting, jadi memakai masker adalah tindakan pencegahan yang paling penting,” tambah dokter. Erlina (tst/asr)