Jakarta, CNN Indonesia —
Memasuki tahun baru 2025, militer Israel terus melancarkan serangkaian serangan udara dan darat ke Jalur Gaza dan Palestina. Salah satunya menewaskan sekitar 40 orang pada Jumat (3/1) lalu.
Menurut Aljazeera, lebih dari 150 orang telah tewas di Gaza sejak awal tahun 2025 akibat pemboman Israel pada Jumat sore.
Menurut Reuters, Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengumumkan lebih dari 40 orang tewas di wilayah tersebut akibat serangan Israel pada Jumat lalu. Sehari sebelumnya, Kamis (1/2), sedikitnya 77 orang tewas dalam serangan Israel di Gaza, termasuk Al-Mawasi, yang oleh otoritas Zionis dinyatakan sebagai zona aman untuk bantuan kemanusiaan.
Pada Sabtu (1/4), merujuk pada Kantor Berita Palestina (WAFA), hingga tulisan ini dibuat, tentara Israel membunuh seorang remaja Palestina dan melukai sembilan lainnya di kamp pengungsi Balata di wilayah timur pada Jumat malam lalu. Kota Nablus di Tepi Barat. Empat dari sembilan orang yang terluka kini dalam kondisi kritis.
Malam itu, tiga warga sipil tewas dan banyak lainnya terluka dalam serangan udara Israel terhadap sebuah rumah di pemukiman Al-Dawa di Gaza tengah.
Hasil pendataan Badan Pusat Statistik Palestina (PCBS) menunjukkan jumlah penduduk Gaza mengalami penurunan sebesar enam persen sejak dimulainya agresi berkelanjutan Israel pada Oktober 2023 atau 15 bulan lalu.
Populasi Gaza, yang dulu berjumlah 2,1 juta jiwa, kini menyusut menjadi sekitar 160.000 jiwa akibat agresi Israel. PCBS mencatat sekitar 47 persen penduduk Gaza, atau lebih dari satu juta, adalah anak-anak di bawah usia 18 tahun.
Selain itu, PCBS juga mencatat ada 100.000 warga Palestina yang mengungsi dan lebih dari 55.000 orang meninggal akibat agresi Israel.
Menurut catatan Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, 45.500 orang meninggal, lebih dari separuhnya adalah anak-anak dan perempuan. Saat itu, 11.000 orang dilaporkan hilang.
Sementara itu, media pemerintah Palestina di Gaza melaporkan kematian 1.091 anak Palestina akibat serangan Israel sejak 7 Oktober 2023.
Dari total bayi meninggal tersebut, 238 diantaranya merupakan bayi baru lahir.
Meski mendapat tekanan resolusi Dewan Keamanan PBB untuk segera melaksanakan gencatan senjata di Gaza, rezim Zionis Israel belum menghentikan agresinya.
Israel juga memberlakukan pengepungan total di Jalur Gaza, sehingga seluruh penduduk di wilayah tersebut berisiko kelaparan.
Setidaknya tujuh orang, termasuk enam bayi, tewas akibat cuaca dingin di Gaza selama blokade Israel, kata otoritas setempat pada Senin (30/12).
Pada saat yang sama, Israel selalu menyatakan bahwa mereka akan menyerang kelompok militan Hamas, yang menggunakan sasaran dan warga sipil di Gaza sebagai tameng manusia.
Beginilah cara Israel mempertahankan diri Kamis lalu sehubungan dengan serangan terhadap kamp pengungsi Khan Younis dan Mawasi.
Seorang juru bicara tentara Israel mengutip Reuters yang mengatakan bahwa mereka telah mengikuti hukum internasional dalam melakukan perang di Gaza dan telah “mengambil tindakan pencegahan yang tepat untuk meminimalkan korban sipil.”
Militer Israel juga mengatakan telah menyerang 40 militan Hamas di titik berkumpul yang dikatakan sebagai pusat komando di wilayah tersebut.
Jumat lalu, militer Israel memperingatkan warga di pusat Jalur Gaza untuk mengungsi, khususnya di kawasan Al-Bureij, karena dikatakan akan menghadapi serangan udara di kawasan tersebut. (anak)