Jakarta, CNN Indonesia —
Direktur Utama PT PLN Dharmawan Prasodojo menjelaskan cara melaksanakan perintah Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan Indonesia mandiri energi bersih.
“Itu adalah arahan dari Presiden Prabowo Subianto untuk membangun kemandirian energi, swasembada energi. Itu pidato yang beliau sampaikan saat pelantikan Presiden pada 20 Oktober 2024. Kepemimpinan kita (PLN) menuju ke arah itu,” dia dikatakan. . Saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XII DPR RI di Jakarta Pusat, Senin (2/12).
PLN, juga dikenal sebagai Darmo, menganjurkan peralihan dari pembangunan berbasis bahan bakar fosil ke pembangunan berbasis energi terbarukan. Dunia juga disebut-sebut mempersulit pembiayaan PLTU.
Darmo mengatakan negara-negara di Asia Tenggara juga menghadapi tantangan serupa. Ini termasuk perusahaan listrik di Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina.
“Untuk itu, ke depan kita akan menyediakan energi yang bersih dan terjangkau. Ini penting, penting untuk beralih dari energi eksternal ke energi internal,” tegas Darmo.
“Karena ini (swasembada energi) akan membuka lebih banyak lapangan kerja, mengurangi kemiskinan, menjamin kesejahteraan dan menciptakan pertumbuhan ekonomi 8 persen. Salah satunya adalah kita bisa menyediakan energi ramah lingkungan dengan harga terjangkau,” tuturnya. Menjelaskan.
Di sisi lain, PLN juga mempunyai misi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK). Darmo menekankan perlunya menyeimbangkan perlindungan lingkungan.
Perusahaan pelat merah tersebut saat ini sedang melakukan diskusi intensif dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Darmo mengatakan, pihaknya sedang menyusun Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2024-2033.
“Kami dan Kementerian ESDM sedang melakukan pemodelan bersama, ada yang namanya percepatan pengembangan energi terbarukan. Sampai tahun 2040, tambahan produksi 75 persen berbasis energi terbarukan, 5 gigawatt (GW). salah satunya adalah nuklir, dan 20 persennya berbasis gas, dengan total kapasitas terpasang sekitar 100 GW pada tahun 2040.” Dia berkata.
“Saat ini, antara tahun ini (2024) hingga 2033, kami sedang mengembangkan total RUPTL sebesar 68 GW, dimana 46 GW diantaranya berbasis energi terbarukan. Energi terbarukan berbasis energi (EBT),” lanjut Darmo.
Sementara pada tahun 2040, Darmo mengatakan 80 persen tambahan produksi hampir pasti berasal dari EBT. Ini mencakup 75% energi terbarukan dan tambahan 5% energi baru, nuklir.
(Minggu/Agustus)