Jakarta, CNN Indonesia –
Tim investigasi kantor investigasi korupsi resmi Korea Selatan menghadapi tentangan pada hari Jumat (3/1) dari militer dan pendukung mantan Presiden Yoon Suk-yeol. .
Menurut Kantor Berita Korea Yonhap, unit militer milik Komando Pertahanan Ibu Kota memblokir pintu masuk inspektur yang datang ke kediaman Yoon.
Menurut polisi Korea Selatan, penyelidik tidak diberi akses lebih jauh ke rumah mantan presiden tersebut.
Tim penyidik yang memaksa Yonny membawanya terdiri dari 30 CIO dan 120 polisi. 70 orang di antaranya menunggu di luar gedung apartemen.
CIO tiba di apartemen Yoon sekitar pukul 06.00 waktu setempat. Mereka berusaha menahan Yoon untuk diinterogasi lebih lanjut berdasarkan surat perintah penangkapan yang dikeluarkan oleh pengadilan Seoul awal pekan ini.
CIA meminta pengadilan mengeluarkan surat perintah penangkapan karena Yoon tidak dipanggil tiga kali untuk ditanyai tentang penerapan darurat militer.
Selain mendapat perintah pengadilan, CIO juga mendapat surat perintah penggeledahan di kediaman Presiden.
Oleh karena itu, polisi menyatakan akan menahan aparat keamanan presiden dan pendukung Yon jika tim penyidik tidak mengizinkan mereka memulangkan Yon secara paksa. Penahanan itu didasari tuduhan menghalangi tugas resmi.
Ribuan pendukung Yun berkumpul di luar kediaman presiden untuk memprotes pemakzulannya. Tidak hanya itu, mereka juga menghalangi penjaga yang mencoba menangkapnya. Beberapa pengunjuk rasa ditangkap setelah bentrokan dengan pihak berwenang
CIA, bekerja sama dengan polisi dan penyelidik Departemen Pertahanan, bersama-sama menyelidiki deklarasi darurat militer pada 3 Desember.
Jika berhasil menangkap Yoon, CIA akan membawa presiden tersebut ke markas besarnya di Gwachon sebelum menahannya di Pusat Penahanan Seoul.
Setelah penangkapan, CIO memiliki waktu 48 jam untuk meminta surat perintah lain untuk penangkapan resmi atau pembebasan mantan presiden tersebut. (sayang/harapan)