Jakarta, CNN Indonesia —
Kementerian Kebudayaan Fadli Zon mengatakan tahun ini pemerintah Indonesia akan lebih fokus pada pengembalian artefak sejarah Indonesia ke luar negeri, salah satunya Prasasti Pukangan.
Prasasti Pukangan merupakan sebuah prasasti batu yang ditemukan di kaki Gunung Penanggungan antara Mojokerto dan Pasuruan di Jawa Timur pada masa penjajahan Inggris yang dipimpin oleh Thomas Stamford Raffles.
Namun pada tahun M. Sebuah prasasti milik masa pemerintahan Airlanga sekitar tahun 1040 diambil oleh Raffles dan diberikan kepada Gubernur Jenderal Inggris di India, Lord Minto, pada tahun 1812. Hingga saat ini, prasasti tersebut berada di Museum India, Kolkata. , India.
“Kami berharap kunjungan Presiden ke India bisa menghidupkan kembali Prasasti Pukangan. Prasasti itu penting bagi kami karena memiliki garis keturunan Raja Airlanga, MP Sendok,” kata Fadli Zone, dilansir detikPop, Rabu (8). /1).
“Dengan Inggris, Belanda akan memperbaharui atau menambah MOU kita. Kemungkinan-kemungkinan itu akan kita diskusikan dengan Inggris, tapi yang terpenting kita harus siap menerima barang yang dikembalikan,” lanjutnya.
“Banyak barang yang kami minta dikembalikan. Barang-barang penting ini sudah beberapa tahun tertunda. Upaya akan terus kami lakukan,” kata Fadli Zon.
Fadli Zon mengatakan artefak sejarah Indonesia lainnya yang diincar dikembalikan adalah benda pusaka dari zaman bekas kerajaan.
“Termasuk keris yang kami dapat, termasuk keris peninggalan sejarah dari Belanda. Misalnya keris Teku Umar, keris Diponegoro, keris Kesultanan Madura, dari Yogyakarta, dan Solo,” kata Fadli Zon.
Pernyataan Fadli Zon itu disampaikan setelah 272 benda cagar budaya Indonesia resmi dikembalikan ke Belanda pada 16 Desember 2024. Penyerahan tersebut merupakan proses repatriasi yang kelima dan terakhir ke Belanda pada tahun 2024 ke Indonesia.
Pemulangan tersebut diwakili oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Duta Besar Kerajaan Belanda untuk Indonesia Mark Gerritsen.
“Ini bagian dari program repatriasi yang menurut saya sangat penting untuk mengembalikan keutuhan pengetahuan kita terhadap artefak budaya yang dibawa Belanda,” kata Fadley.
Ia kemudian menjelaskan, repatriasi tersebut meliputi 204 benda dari Belanda dan 68 benda dari Museum Rotterdam. Peninggalan budaya meliputi berbagai benda budaya seperti mangga, tombak, kain, perhiasan emas dan benda bersejarah lainnya yang bernilai sejarah tinggi.
Berbagai artefak konon berasal dari peristiwa penting dalam sejarah Indonesia. Fadli Zon mengatakan, beberapa kejadian melibatkan Puputan Badung dan Tabanan.
(lapisan/akhir)