Makassar, CNN Indonesia —
Kapolda Sulsel Irjen Yudhiawan Wibisono menjelaskan bagaimana Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar Andi Ibrahim memasang mesin pencetak uang palsu di perpustakaan kampus.
Alasannya, kalau mahasiswa mau pinjam buku, bisa copy dan print. Itu alasannya. Jadi jangan curiga. Tapi pelaksanaannya berbeda, kata Yudhiawan, Senin (30/12).
Yudhiawan menjelaskan, dengan jabatannya sebagai kepala perpustakaan, Andi Ibrahim menggunakan kewenangannya untuk memasang mesin cetak uang palsu pada September 2024.
“Jadi percetakan ini karena dia kepala perpustakaan. Jadi tidak menimbulkan kecurigaan,” ujarnya.
Seluruh warga kampus, kata Yudhiawan, termasuk mahasiswa, belum mengetahui bahwa mesin cetak tersebut merupakan mesin yang mencetak uang palsu.
“Entahlah, menurutku itu mesin pengganda buku. Mahasiswa tahu, kalau beli buku mahal mending digandakan atau difotokopi, mungkin harganya lebih murah,” jelasnya.
Dalam kasus pabrik uang palsu di kampus UIN Alauddin Makassar, polisi telah menangkap dan menetapkan 19 tersangka.
“19 orang telah ditetapkan sebagai tersangka,” kata Kapolres Gowa AKBP Reonald Simanjuntak, Minggu (29/12).
Sementara itu, Reonald mengatakan pihaknya masih memburu kedua pelaku yang masih buron.
“Masih ada dua DPO yang kami bidik,” ujarnya.
(mir/DAL)